Cinta Abadi Kita

Fathan adalah seorang cowok yang populer di SMA Mandala Dua. Dia sangat tampan dan juga tajir. Membuat semua anak perempuan di sekolahnya berharap untuk menjadi kekasihnya. Akan tetapi impian mereka harus dipendam, karena ada seorang cewek yang juga populer di SMA Mandala Dua yang sangat menyukai Fathan. Dia adalah Mischa.

Mischa sudah menyukai Fathan sejak kelas 1 SMP. Dia akan berbuat apapun agar bias mendapat hati dan cinta dari Fathan. Bahkan dia tidak segan-segan menyakiti orang yang berani mendekati Fathan. Sayangnya, Fathan hanya menganggapnya sebagai sahabat. Tapi bukan Mischa kalau gampang menyerah. Dia akan terus berusaha untuk mendapatkan Fathan.

Fathan mempunyai dua orang sahabat yaitu Adly dan Donita. Mereka bersahabat sejak kecil. Adly adalah sahabat karib Fathan sejak masih TK, sementara Donita adalah anak sahabat papanya. Donita sebenarnya sudah mencintai Fathan sejak masih kecil. Tetapi dia tidak berani mengatakannya karena takut merusak persahabatan mereka.

Fathan sebenarnya ingin mempunyai seorang kekasih. Tapi ia tidak mau main-main dalam urusan mencintai & dicintai seseorang. Dia ingin cinta yang tulus dari hati bukan cinta yang main-main. Hanya seorang gadis kecil di masa lalunya dulu yang dapat menggetarkan hatinya. Sayangnya dia hanya sebentar bertemu gadis kecil itu. Yaitu sewaktu ia berumur 8 tahun waktu dia berlibur selama seminggu di rumah oma nya di Jogja. Fathan pun tidak bisa mengingat namanya. Karena ia memanggil gadis itu dengan nama ‘Putri Cantik’.

Suatu hari di SMA Mandala Dua kedatangan murid baru yang masuk di kelas Fathan. Murid baru itu seorang cewek yang bernama Fitri. Fitri adalah murid pindahan dari Jogja. Fitri duduk sebangku dengan Donita. Donita lalu mengenalkan Fitri pada Fathan dan Adly. Saat bertatapan, Fathan dan Fitri merasakan sesuatu perasaan yang aneh di dalam diri mereka. Jantung mereka berdegup dengan cepat dan hati mereka serasa berdesir. Saat mereka berjabat tangan, perasaan itu menjadi semakin kuat dan jntung mereka berdetak menjadi lebih cepat. Mereka mencoba menghilangkan perasaan itu. Tetapi perasan itu menjadi semakin kuat mencengkram hati mereka.

Adly langsung menggoda mereka karena tidak segera melepas tangan mereka. Fathan dan Fitri pun langsung melepas tangn mereka dan menjadi salah tingkah. Adly terus menggoda Fathan dan Fitri, membuat Fitri malau dan pipinya bersemu merah. Donita yang melihatnya hanya bias tersenyum kecil walaupun hatinya sakit. Sementara Mischa yang duduk di bangku belakang merasa kesal dan cemburu melihatnya.

Sudah satu bulan Fitri bersekolah di SMA Mandala Dua. Dia semakin dekat dengan Fathan, Adly, dan Donita. Mereka sering pergi bersama-sama. Fathan dan Fitri pun menjadi semakin dekat dan perasaan aneh itu pun menjadi sangat kuat mencengkram hati mereka. Kedekatan mereka membuat gossip di SMA Mandala Dua bahwa mereka telah berpacaran. Mereka hanya menanggapinya dengan senyum dan salah tingkah. Hanya Adly yang tahu benar perasaan Fathan. Karena Fathan sering curhat padanya.

Melihat kedekatan Fitri dan Fathan, Donita hanya bisa tersenyum sedih dan menerimanya dengan lapang dada. Karena menurut Donita, cinta itu tidak harus saling memiliki. Dengan melihat orang yang kita cintai bahagia walaupun hati kita sakit itu sudah merupakan kebahagiaan bagi kita.

Sementara Mischa, dia tidak terima melihat kedekatan Fathan dengan Fitri. Dia cemburu dan kesal, melihat kedekatan mereka. Dia pun berencana melabrak Fitri agar menjauh dari Fathan.

Hingga suatu hari Mischa bersama kedua temannya, yaitu Rita dan Angel menghadang Fitri di depan kamar mandi. Mereka mendorong Fitri hingga jatuh membentur tembok. Mischa mengancam akan membunuh Fitri jika ia tidak menjauhi Fathan.

Untung saja Donita melihat perbuatan mereka dan menghentikan perbuatan mischa and the genk. Dia membantu Fitri dan mengusir Mischa dan kedua temannya. Donita pun sempat menampar pipi Mischa atas ucapannya terhadap Fitri. Mischa dan kedua temannya pun keluar dari kamar mandi. Tapi bukan Mischa kalau gampang menyerah. Dia akan terus menggangu hubungan Fitri dan Fathan hingga mereka tidak bersama lagi.

Hari ini SMA Mandala Dua akan mengadakan camping di hutan selama 3 hari 2 malam. Semua anak sangat antusias menyambut acara ini. Dalam perjalanan mereka bernyanyi dan bercanda bersama. Fathan dan Fitri bernyanyi lagu Cinta Kita yang diciptakan oleh Fathan dengan diiringi petikan gitar oleh Adly. Donita ikut bernyanyi bersama.

Sesampainya disana mereka mendirikan tenda dan menyiapkan semuanya. Fathan satu tenda dengan Adly dan Derby, sementara Fitri satu tenda dengan Donita dan Nuri. Tenda mereka juga bersebelahan. Setelah itu mereka beristirahat mengumpulkan tenaga untuk kegiatan jelajah hutan yang diadakan malam nanti.

Malam harinya acara jelajah malam pun di mulai. Panitia membentuk satu kelompok dua orang. Fitri berpasangan dengan Donita dan Fathan berpasanagan dengan Adly.

Pada acara itu, Mischa berniat menjebak Fitri dan Donia agar tidak bisa kembali ke perkemahan. Bersama ke dua temannya Rita dan Angel, dia mengubah arah panah yang akan dilalui ole Fitri dan Donita.

Fitri dan Donita pun kesasar di dalam hutan. Mereka bingung mencari arah untuk kembali ke perkemahan. Semua orang bingung dan panik karena mereka berdua tidak kunjung kembali. Fathan dan Adly pun bingung mencari mereka.

Sementara itu, Fitri dan Donita terus berjalan mencari jalan keluar. Tetapi karena keadaan yang gelap, mereka tidak berhasil menemukan jalan keluar. Karena sangat kelelahan, penyakit asma Donita kambuh. Mereka pun beristirahat di bawah pohom. Fitri yang bingung harus berbuat apa, akhirnya mencari tanaman obat-obatan di sekitar mereka. Dia menemukan daun-daunan yang ia yakini dapat menyembuhkan penyakit asma Donita yang tidak jauh dari tempat mereka. Ia pun segera mengambil daun itu. Tapi karena tidak hati-hati, Fitri terpeleset dan jatuh ke dalam jurang. Donita yang melihatnya langsung menghampiri jurang dan berteriak memanggil nama Fitri.

Sementara itu Fathan dan Adly terus mencari Fitri dan Donita sambil memanggil nama mereka. Adly mendengar suara Donita memanggil-manggil nama Fitri. Ia lalu memberitahu Fathan dan mereka berdua langsung mencari asal suara itu. Mereka menenmukan Donita sedang berada di dekat jurang ssmbil memanggil nama Fitri. Adly langsung menolong Donita, sementara Fathan mencari Fitri dari atas jurang.

Ternyata Fitri tidak terlalu masuk ke dalam jurang. Ia berhasil memegang ranting pohon yang tumbuh di sekitar jurang. Fathan segera menolong Fitri dengan berpegangan pada dahan pohon yang tumbuh tidak jauh dari tempat Fitri jatuh dan mengulurkan tangan nya agar bisa menarik Fitri. Fitri berusaha meraih tangan Fathan. Sayangnya, ranting itu tidak terlalu kuat menahan beban tubuh Fitri. Fitri pun jatuh ke dalam jurang.

“Fiiitttrrriiii!!!!” teriak Fathan. Tetapi karena Fahan melepaskan tangannya dari dahan pohon, ia pun langsung terpeleset jatuh ke dalam jurang.

Adly dan Donita langsung berlari untuk menolong Fathan. Sayangnya mereka terlambat. Fathan sudah jatuh ke dalam jurang. Adly memutuskan untuk kembali ke perkemahan dan melaporkannya kepada guru. Donita sempat tidak mau ikut. Ia ingin terus mencari Fathan dan Fitri. Tetapi atas desakan Adly, dia pun mau kembali ke perkemahan.

Ternyata jurang itu tidak terlalu dalam. Fitri dan Fathan selamat dari kematian. Mereka hanya pingsan saja. Fathan sadar lebih dulu. Ia langsung menhampiri Fitri yang pingsan tidak jauh dari tempatnya. Fathan berusaha menyadarkan Fitri. Dia terus memanggil Fitri agar dia cepat sadar. Akhirnya Fitri sadar dari pingsannya.

Fathan membantu Fitri bangun. Sayangnya, Fathan terpeleset dan jaruh menimpa tubuh Fitri. Mereka sempat saling memandang dan seakan-akan waktu berhenti diantara mereka. Perasaan aneh yang sering mereka rasakan akhir-akhir ini muncul lagi denagn kuatnya. Fathan segera sadar dan meminta maaf pada Fitri. Mere berdua jadi salah tingkah sendiri.

Fathan lalu membantu Fitri lagi. Tapi ternyata kaki Fitri terkilir dan dia tidak bias berjalan. Fathan berusaha memijit kaki Fitri. Sayangnya, Fitri terkilir parah. Akhirnya, Fathan berniat menggendong Fitri. Fitri sempat menolak karena tidak ingin merepotkan Fathan. Fathan terus mendesaknya, hingga akhirnya Fitri mau uga di gendong Fathan.

Fathan sempat menggoda Fitri dengan mengatakan tubuhnya berat sekali sambil tertawa, membuat Fitri kesal. Tetapi Fitri ikut tertawa juga. Mereka berusaha mencari bantuan. Hujan mulai turun dan mereka tidak juga dapat menemukan tempat untuk berteduh. Fitri memaksa untuk turun karena merasa kasihan pada Fathan. Akan tetapi, Fthan ngotot tidak mau menurunkan Fitri.

Pertolongan Allah dating juga. Mereka menemukan sebuah gubuk reyot d tengah hutan. Gubuk itu sepertinya, tidak berpenghuni. Mereka memutuskan berteduh dan berlindung disana. Fathan membuat api unggun untukmereka berdua agar tidak kedinginan

“ Dingin ya, fit??” Tanya Fathan

“sedikit kok”. Jawab Fitri.

“Kamu pake jaket ku aja ya?? Bagian belakangnya nggak terlalu basah kok” Tawar Fathan sambil memakaikan jaketnya ke badan Fitri

“nggak ush, than. Aq nggak terlalu kedinginan kok.” Tolak Fitri.

“udah, nggak papa. Lagi pula jaket ku nggak bau ko. Hehehe….” Canda Fathan. Fitri tidak bisa menolak lagi.

“makasih.”

“duh, hujannya tambah deres banget”

“maaf ya, than. Gara-gara kamu nolong aku, kamu jadi ikut jatuh ke jurang. Dan juga kamu jadi susah kayak gini lagi.”

“udah, nggak papa kok, fit. Lagi pula aku nggak ngerasa susah kok

“ya, tapi kan..”

“udah nggak papa kok. Lagi pula luka ku gk terlalu parah. Kamu yang harus dikhawatirin. Kan kakimu terkilir. Udah, sekarang kamu tidur aja. Ntar aku jagain kamu. Besok kita cari bantuan lagi.” Kata Fathan. Tapi Fitri tidak tidur juga. “kamu kok nggak tidur sih. Nggak usah takut sama aku. Aku nggak bakal ngapa-ngapain kamu ko. Kamu nggak percaya ya???

Ng..nggak kok. Aku percaya kamu nggak bakal ngapa-ngapain aq. Tapi aku mau nemenin kamu aja. Biar kamu nggak terlalu capek”

Udah, aq nggak bakal kenapa-napa kok. Kamu ggak usah khawatir. Ya udah, aku juga bakal ikut tidur. Biar kamu mau tidur.” Fathan lalu membuat alas tidur untuk dirinya dan Fitri.

“udah yuk, kita tidur.” Ajak Fathan.

Fitri dan Fathan lalu tidur. Tempat mereka tidur agak jauh. Walaupun dalam keadaan seperti ini Fathan masih menghargai Fitri. Fathan tidak mau menodai Fitri.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar