Genk Flower


Seorang wanita duduk termenung memandang ke arah taman. Wanita itu bernama Fiola yang mengenang kembali kebersamannya dengan sahabat-sahabatnya dulu. Fiola memandang taman bunga yang penuh kenangannya bersama sahabat-sahabatnya dulu dengan perasaan sedih. Dia sangat rindu sekali ingin bertemu dengan para sahabatnya. Sudah 14 tahun dia tak bertemu dengan sahabat-sahabatnya.
            Taman bunga adalah tempat ia dan sahabat-sahabatnya bertemu dan berpisah. Di taman bunga ini Fiola dan sahabat-sahabatnya membentuk sebuah genk yang diberi nama Genk Flower. di dekat taman bunga ada gudang yang biasa ia gunakan bersama sahabat-sahabatnya. Gudang itu dia dan teman-temannya beri nama Gudang Flower.
Genk Flower terdiri atas 6 orang cewek yang bersahabat sejak SMP. Flower di ambil dari huruf depan nama mereka. Mereka adalah Fiola, Lola, Oliv, Wulan, Erika, dan Rachel. Mereka bertemu ketika SMP di taman bunga itu. Sejak itu mereka bersahabat hingga sekarang.
Genk Flower dibentuk saat mereka kelas 2 SMP. Ide itu dicetuskan oleh Fiola yang menjadi ketua genk Flower. Genk Flower sangat terkenal di SMP dan SMA mereka dulu. Mereka sering berada diperingkat teratas dalam berbagai pelajaran. Sudah banyak sekali pengalaman, suka dan duka yang mereka dapat selama bersama. Mereka tetap bisa bersahabat hingga sekarang, walaupun perpisahan dan banyak masalah yang mereka hadapi.
            Mengingat semua masa lalunya bersama sahabatnya membuat Fiola sedih. Ia sangat ingin sekali bertemu dengan sahabatnya. Hari ini keinginan itu akan terwujud. Karena hari ini tepat 20 tahun mereka bersahabat. Mereka sudah berjanji akan bertemu lagi ketika ulang tahun Genk Flower ke-20 di Gudang Flower. Janji itu dibuat ketika hari perpisahan mereka 14 tahun yang lalu dan diberi nama Janji Flower.

Fiola Flashback

            Malam ini di SMA K sedang mengadakan acara pesta Prom Night yang diadakan untuk anak-anak kelas XII yang sudah lulus. Dari pintu keluar tampak enam orang gadis berjalan keluar dari ruangan pesta. Mereka adalah Genk Flower. Genk yang sangat populer di SMA K. Mereka berjalan menuju tempat parkir.
            “Fiola” panggil seorang cowok kepada ketua Genk Flower. “Kalian mau kemana?”
            “Fahri, aku sama yang lain mau buat pesta perpisahan kami sendiri di gudang.” jawab Fiola.
            “ Aku boleh ikut nggak, Please!” pinta Fahri pacar Fiola.
            “Oh, I am sorry honey! Ini cuma khusus buat Genk Flower. Tapi nanti kamu bisa jemput aku.” kata Fiola.
            “Yah, ya udah deh!” kata Fahri kecewa. “Kamu mau dijemput pukul berapa?”
            “Pukul 12.00 aja deh.” pinta Fiola
            “Ya udah, nanti aku jemput. Aku masuk dulu. Have fun honey.” kata Fahri sambil mengecup kening Fiola.
            “Okey, honey. Bye.” balas Fiola. Fahri kembali ke ruang pesta. “ Ayo guys!! Kita langsung ke Gudang Flower.” Mereka pun langsung naik ke mobil Erika dan Rachel menuju Gudang Flower.
            Sesampainya di gudang, Erika dan Rachel langsung memarkir mobilnya didekat gudang. Mereka masuk ke gudang sambil berangkulan dan tertawa bersama.
            “Haah, nggak terasa ya! Kita udah 6 tahun bersahabat.” kata Oliv sambil duduk di kursi.
            “Iya, banyak sekali pengalaman yang kita dapat bersama-sama.” kata Rachel.
            “Hari ini kita akan berpisah untuk melanjutkan hidup kita masing-masing.” tambah Wulan sedih.
            “Tapi walaupun kita berpisah untuk meraih impian, kita tetap harus bersahabat dan saling berkomunikasi.” kata Fiola. “Yang penting jangan ada yang ganti kontak. Seperti ganti nomer HP, telepon rumah, dan e-mail. Lalu kalau pindah rumah harus memberi tahu teman-teman yang lain.”
            “Bener yang dikatakan Fio. Kita harus tetap bisa berkomunikasi dan bersahabat walaupun kita berpisah.” kata Lola menambahkan.
“Oh ya, gimana kalau kita membuat janji?” usul Rachel
            “Janji apa?” tanya Wulan
            “Kita buat empat janji agar bisa tetap saling bersahabat. Janji itu wajib ditaati oleh semua anggota. Gimana?” usul Rachel
            “Bagus juga ide Rachel. Kita bisa namakan janji itu dengan nama Janji Flower sesuai nama genk kita. Gimana?” usul Oliv
            “Good idea.” seru Lola
            “Ya udah, langsung kita buat saja?” kata Fiola sang ketua. Mereka langsung membuat janji Flower.
            “Sip, udah jadi nih.” seru Oliv
            “Nah, sekarang giliran Fiola sang ketua genk membacakan janji ini.” kata Rachel memberikan kertas yang berisi tulisan Janji Flower kepada Fiola.
            “Janji Flower.” kata Fiola memulai.
1.      Tidak boleh ada yang ganti kontak person. Jika terpaksa ganti, harap memberitahu anggota yang lain.
2.      Apabila akan mengadakan suatu acara harap memberitahu semua anggota.
3.      Jika sedang dalam kesulitan atau masalah boleh minta bantuan anggota yang lain dan anggota yang lain wajib membantu anggota yang sedang dalam kesulitan.
4.      Sewaktu ultah genk Flower ke-20 tahun, semua anggota wajib datang ke gudang Flower tepat jam 12.00.
“Janji ini wajib dilaksanakan oleh semua anggota. Selesai.” Fiola mengakhiri
“Setelah dibuatnya perjanjian ini aku berharap kita tetap bisa menjadi sahabat dan tetap bisa saling membantu jika ada yang dalam kesulitan.” kata Rachel sedih.
“Sekarang aku akan membagikan kalung Flower kita. Agar kita bisa saling mengingat.” kata Fiola sambil membuka kotak musik yang berisi enam buah kalung. Kalung itu terdapat liontin berbentuk kunci atasnya berbentuk bunga.
“Kalung ini aku bagikan supaya kalian juga bisa datang ke sini menggunakan liontin kunci. Kunci ini bisa membuka gudang dan juga lemari tempat barang-barang dan janji Flower tersimpan dalam brankas.” lanjut Fiola sambil memberikan kunci kepada anggota Genk Flower.
“Sekarang waktunya kita harus berpisah. Aku berharap kita masih tetap bisa bersahabat walaupun berpisah. Aku juga berharap kita bisa mewujudkan semua impian kita” ucap Oliv sedih.
“Amin!” sahut yang lain sambil berpegangan tangan.
Mereka pun berpelukan sambil menangis. Sejak itu mereka berpisah. Tetapi mereka sering bertemu walaupun tidak lengkap semuanya.


            Mengingat perpisahannya dulu dengan para sahabatnya membuat Fiola sedih. Tapi hari ini dia senang akan bertemu kembali dengan sahabat-sahabatnya. Waktu sudah menunjukan pukul 11.45. Fiola bergegas menuju gudang Flower. Sesampainya disana dia melihat Wulan, Erika, dan Rachel sudah datang. Mereka saling berpelukan dan menangis bersama. Tinggal Lola dan Oliv yang belum datang. Sambil menunggu, mereka bercerita dengan senang.
            Lima menit kemudian, Lola dan Oliv datang. Mereka saling berpelukan satu sama lain. Setelah anggota Genk Flower lengkap, Mereka langsung masuk ke Gudang Flower. Fiola membuka lemari dan mengambil kotak tempat barang-barang kenangan mereka dulu.
            “Sekarang kita akan masuk ke acara yang sudah kita buat dulu. Pertama kita akan cerita kehidupan kita setelah kita berpisah.” kata Fiola memulai. “Siapa yang mau duluan?”
            “Gimana kalau urut sesuai nama Flower?” usul Erika.
            “Boleh saja. Jadi yang pertama cerita Fiola.” kata Lola setuju. Semua anggota juga mengangguk setuju.
            “Oke, aku mulai dulu. Setelah lulus, aku dan Fahri melanjutkan sekolah di Amerika. Aku ambil jurusan Manajemen sementara Fahri ambil jurusan Hubungan Internasional. Fahri lebih cepet selesai dan langsung mengambil S2 di Jerman. Sementara aku 3 tahun baru selesai. Setelah itu aku menyusul Fahri ke Jerman untuk liburan dan aku juga liburan ke Indonesia. Selesai liburan, aku langsung ke Inggris dan ambil S2 disana. Satu setengah tahun kemudian Fahri lulus S2 di Jerman dan kami memutuskan untuk tunangan di Indonesia. Satu tahun setelah tunangan, aku selesai S2 di Inggris dan kami memutuskan untuk menikah. Setelah menikah, Fahri mendapatkan pekerjaan di PBB dan kami memutuskan pindah ke Amerika. Satu tahun yang lalu kami baru saja pulang karena Fahri di mutasi ke Indonesia. Kami punya dua anak, yang pertama Fathir 8 tahun dan Fiolin 5 tahun. Nah, itulah ceritaku!” Fiola mengakhiri ceritanya. “Sekarang giliran Lola cerita.”
            “Oke, sekaran giliranku. Setelah lulus SMA, Aku kuliah di Yogyakarta sementara Ricky kuliah di Surabaya. Hubungan kami long distance selama lima tahun dan mengalami putus nyambung. Tapi untungnya cinta kami tetep bisa dipertahankan. Selesai kuliah Aku dan Ricky memutuskan untuk menikah karena Ricky sudah mendapatkan pekerjaan di Korea. Aku juga membuka usaha toko baju di Korea. Kami pulang ke Indonesia dua tahun yang lalu. Karena Ricky akan meneruskan usaha keluarganya. Kami punya 2 anak yang pertama Lucky 9 tahun dan Kiky 6 tahun. Nah, itulah cerita ku.” cerita Lola.
            “Sekarang giliran ku.” kata Oliv. Dia pun mulai cerita.
            “Setelah lulus SMA aku melanjutkan kuliah di Bandung. Aku mengambil jurusan olahraga sesuai keinginanku. Sementara Orion, dia pindah ke Surabaya dengan orang tuanya dan kami sama sekali tidak berhubungan lagi. Aku sempat tiga kali pacaran dengan orang lain, tapi hatiku selalu ingat sama Orion. Setelah lulus kuliah, aku bekerja di sebuah sekolah sebagai guru olahraga. Tidak aku sangka ternyata Orion pun bekerja di sana sebagai guru matematika. Hubungan kami sempat tidak baik. Tapi lama kelamaan hubungan kami menjadi lebih baik dan serius. Aku dan Orion memutuskan untuk menikah saat aku berumur 24 tahun. Setelah menikah kami pindah ke Jakarta. Sementara aku memperoleh pekerjaan sebagai pelatih basket dan taekwondo SMA. Kami mempunyai empat orang anak yaitu Olin 7 tahun, Aries dan Ares 4 tahun, dan Ochie 1 tahun. Nah, itu cerita ku. Sekarang gilirannya Wulan.” akhir Oliv
            “Setelah mendengar cerita kalian bertiga aku menjadi sedikit iri pada kalian karena kehidupanku tidak semulus kalian. Kalian pasti inget sama ibu tiriku? Setelah lulus SMA aku dipaksa pulang kampung oleh ibu tiriku dan dipaksa menikah dengan juragan tanah yang sudah mempunyai empat orang istri. Aku tidak bisa membantah karena ibu tiriku mengancam akan membunuh ayah jika aku tidak mau. Tetapi sewaktu hari pernikahan aku dibawa pergi oleh Adit. Dia menyelamatkanku sehingga aku tidak jadi menikah dengan juragan itu. Selain itu dia juga mengajakku menikah.”
            “Pernikahan kami sangat bahagia. Kami dikaruniai anak kembar Anthony dan Alfa yang berumur 13 tahun. Tapi pernikahan itu tidak berlangsung lama hanya bertahan 3 tahun karena fitnah ibuku. Aku pergi membawa Anthony sementara Adit pergi membawa Alfa. Setelah aku berpisah dengan Adit, ibu memaksa aku untuk menikah dengan Roby. Pernikahan kami awalnya tidak bahagia karena Roby orangnya sangat keras. Akan tetapi lama kelamaan Roby menjadi baik padaku. Kami dikaruniai empat orang anak yaitu Adnan 8 tahun, Alana 6 tahun, Amelia 4 tahun, dan Andrew 4 tahun.”
            “Pernikahan ini juga tak bertahan lama karena 3 tahun yang lalu Roby meninggal karena kecelakaan. Dia mewariskan seluruh harta kekayaannya padaku. 1 tahun kemudian aku bertemu dengan Adit yang ternyata juga sudah punya istri tetapi meninggal karena leukimia. Dia mempunyai tiga orang anak yang bernama Anita 7 tahun, Andreas 5 tahun, dan Ardana 3 tahun. Setelah kami membicarakan dan menjelaskan yang terjadi sewaktu kami berpisah dulu, kami pun menjalin hubungan lagi. Sampai akhirnya setahun yang lalu kami menikah lagi. Sekarang aku sedang mengandung anak kami berdua.”  Wulan selesai menceritakan kisah hidupnya. Semua anggota Genk Flower bersimpati pada ceritanya.
            “Lalu bagaimana pendapat anak-anak kalian dari pernikahan sebelumnya?” tanya Fiola.
            “Kalau ayah dan ibu tirimu gimana kabarnya?” tanya Erika.
            “Mereka sangat setuju karena sudah mengerti apa yang terjadi. Sekarang mereka malah sudah seperti saudara kandung. Sementara ayahku meninggal 5 tahun yang lalu dan ibu tiriku, aku tidak tahu kabarnya sekarang, sejak aku menikah dengan Roby. Akan tetapi yang aku tahu, ayahku mewariskan asuransinya sekitar 10 milyar yang ingin direbut ibu tiriku tetapi gagal karena Roby membantuku mendapatkannya. Oh ya, aku juga ingin mengucapkan terima kasih untuk kalian semua karena selalu membantuku disaat aku membutuhkan bantuan. Terima kasih.” jawab Wulan.
            “Kami ikut sedih mendengar kisahmu, tapi kami juga ikut senang dengan akhir dari semua kisahmu yang penuh liku. Kami yakin kalau Allah selalu ada untukmu dan siap membantumu.” ujar Fiola. “Sekarang giliran Erika yang cerita.”
            “Oke aku mulai. Setelah lulus aku tetep tinggal di Jakarta. Aku mengambil jurusan hukum sesuai cita-citaku ingin menjadi pengacara. Sementara Candra memilih jurusan Kedokteran. Kehidupanku juga nggak terlalu mulus. Orang tuaku akhirnya bercerai. Aku dan Kak Erwin memutusakan tinggal sama ibu sementara adikku Eka dan Eki tinggal dengan ayah di Amerika. Walaupun berpisah kami masih sering berhubungan. Aku masih beruntung mempunyai pacar seperti Candra yang selalu di sampingku dan menemaniku. Aku dan Candra menyelesaikan kuliah selama 4 tahun. Setelah itu kami pacaran long distance karena aku harus kuliah S2 di Amerika, untuk menepati janjiku pada ayahku. Sementara Candra meneruskan kuliah di Jakarta. Selesai kuliah, aku dan Candra memutuskan untuk nikah. Kami mempunyai dua orang anak yaitu Karna 7 tahun dan Sandra 4 tahun. Sekarang aku lagi mengandung 5 bulan anak ke-3 kami.” cerita Erika. Mendengar berita bahagia itu semua anggota juga ikut senang.
            “Nah, yang terakhir sekarang giliran Rachel.” sahut Lola.
            “Oke aku mulai. Setelah lulus aku ngelanjutin sekolah di Bandung ngambil jurusan design sesuai keinginanku. Aku nyelesain kuliah S1 cuma 2 tahun selanjutnya aku ikut beasiswa ke Prancis selama 4 tahun. Aku lama di Prancis karena disana aku juga kerja di kafe untuk di kirimkan kepada ibuku dan untuk menambah uang hidupku disana. Untuk masalah cinta tidak bisa berjalan mulus. Perasaanku pada Karel tidak pernah aku ungkapkan secara langsung. Aku hanya meninggalkan sebuah surat untuknya mengungkapkan semua isi hatiku padanya. Itu sudah membuatku sedikit lega walaupun masih terasa sakit. Tapi itu nggak berlangsung lama karena kehadiran Farel yang kuliah di Prancis jurusan manajemen. Kami menjalin hubungan yang serius.Tetapi dia merahasiakan sesuatu yang sangat serius dariku. Ternyata dia mengidap penyakit jantung dan kanker tulang. Aku tau semua itu saat penyakitnya kambuh dan dia mengalami koma. Felia adiknya menceritakan semuanya padaku dan aku sangat sedih mendengarnya.
“Farel mengalami koma selama 3 bulan. Alhamdulillah Allah memberi mukjizatnya sehingga dia bisa sehat kembali dan terbebas dari penyakit-penyakitnya. Setelah aku lulus kuliah, kami kembali ke Indonesia, aku dan Farel memutuskan untuk menikah. Aku membuka butik mewujudkan impianku. Kami mempunyai 3 orang anak yaitu Rafa 6 tahun, Fara 3 tahun, dan Kafa 1 tahun. Sebenarnya aku juga sedang mengalami seperti Erika dan Wulan. Sekarang sudah memasuki bulan ke 3. Itulah ceritaku.” akhir Rachel dengan tersenyum senang. Semua anggota merasa senang mendengar kabar bahagia itu.
            “Aku senang sekali mendengar cerita kalian semua. Walaupun ada sedihnya tapi aku senang jika akhirnya bahagia. Aku juga senang sekali kita masih tetap bisa bersahabat walaupun kita jauh. Aku ingin persahabatan kita ini bisa awet untuk selama-lamanya dan bisa kita ajarkan kepada anak-anak dan cucu-cucu kita kelak.” Kata Fiola.
            “Aku setuju dengan Fiola. Pokoknya kita harus jadi Best Friend Forever atau BBF.” Lanjut Oliv
            Mendengar itu semua anggota tersenyum senang. Mereka pun berpelukan sambil mengucapkan “Best Friend Forever” bersama-sama. Setelah itu mereka keluar dari gudang sambil tertawa bersama menuju taman yang sudah diubah menjadi tempat piknik untuk mereka. di sana sudah menunggu suami dan anak-anak mereka. Genk Flower pun menikmati piknik sore mereka bersama keluarga mereka.



SELESAI

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Perpustakaan Cinta 2


Nisya masih saja memandang punggung seorang cowok yang duduk di depannya. Sudah sejak setengah jam yang lalu Nisya duduk termenung memandang cowok itu. Dia sudah tidak memperdulikan novel yang sangat ingin dia baca. Sekarang dia lebih ingin memandang cowok yang sudah sering dia lihat dan ia pandangi selama 3 bulan itu. Nisya tahu cowok itu bernama Juna dan bersekolah di SMA 1 yang terletak di dekat perpustakaan.
            “Ini pertama kalinya aku jatuh cinta. Selama 17 tahun aku hidup, baru kali inilah aku merasakan perasaan cinta yang sangat indah ini. Aku masih ingat dengan jelas awal pertemuan dan awal aku merasakan perasaan yang indah ini dulu. Juna adalah cowok yang telah membuat perasaan ini tumbuh dengan indah dalam hatiku.” Ucap Nisya dalam hati masih terus memandangi Juna.
Nisya’s flashback
            “apakah ini cinta? Perasaan ku berdebar-debar indah ketika memandangnya. Nyaman sekali rasanya. Waktu terasa berhenti lebih lama setiap kami saling bertatapan. Ahh, aku sudah terbuai oleh cinta ini.” Baca Nisya sambil tersenyum bahagia.
            “haah, dasar Nisya. Udah terserang virus percintaan dalam novel dia.” Kata Kiran sahabat Nisya.
            “iya tuh. Sekarang dia udah masuk ke dalam dunia khayal percintaan dalam novel. Kalau gini terus, kapan dia bisa nemuin kisah cinta yang nyata di dunia ini.” Tambah Sasya sahabat Nisya yang lain.
            “eh, lebih baik kita tinggalin aja yuk. Biar aja dia senirian di sini sambil menikmati khayalannya itu.” Bisik Kiran pada Sasya.
            “oke deh.” Sasya menyetujui usul Kiran.
            Sasya dan Kiran menghitung mundur untuk berlari mninggalkan Nisya. “3,, 2,,, 1… bye Nisya. Kami pergi dulu ya. Selamat melanjutkan mimpi percintaan novelmu. Bye.” Teriak Sasya dan Kiran sambil berlari.
             “ hei jangan tinggalin aku dong. Tunggu, aku beresin buku-buku ini dulu. Sasya,, Kiran” Teriak Nisya memanggil ke dua sahabatnya untuk menunggu. Dia berlari mengejar mereka. Sayangnya Sasya dan Kiran sudah berlari keluar perpustakaan.
            “hei jangan berlari-larian di perpustakaan.” Teriak penjaga perpustakaan memperingatkan Nisya.
            Nisya berjalan menuju tempat meja penjaga perpustakaan sambil menunduk lelah. Dia tidak memperhatikan jalan ke depan, sehingga dia menabrak seorang cowok yang berjalan ke arahnya. Buku-buku yang di bawa Nisya jatuh berantakan di lantai.
            “ukh, maaf. Aku nggak memperhatikan jalan. Jadi nabrak kamu.” Kata Nisya sambil menunduk. Dia pun memungguti buku-bukunya yang terjatuh di lantai.
            “nggak, apa-apa kok. Lagi pula aku juga salah, jalan sambil baca buku.” Sahut cowok itu sambil memungut bukunya dan membatu Nisya memungut buku-bukunya.
            Saat memungut buku yang terakhir, tidak sengaja tangan Nisya bersentuhan dngan tangan cowok itu. Mereka saling memandang satu sama lain. Tiba-tiba perasaan nyaman menghinggapi hati Nisya dan membuat jantung Nisya berdetak cepat. Waktu serasa berhenti saat Nisya memandang cowok itu. Tetapi Nisya segara tersadar menunduk lagi.
            “maaf.” Ucap Nisya dan cowok itu berbarengan sambil berdiri. Merka memandang satu sama lain lagi.
            “Juna, ayo cepat.” Panggil teman cowok itu yang ternyata bernama Juna.
            Juna memberikan buku Nisya yang ia pungut tadi. Nisya menerima buku dari Juna dengan masih memandang Juna. Juna meninggalkan Nisya yang masih terbengong memandang Juna.  Nisya merasa waktu terhenti saat dia memandang Juna hingga Juna tidak tampak lagi keluar dari perpustakaan.
            Sejak saat itu, Nisya selalu pergi ke perpustakaan untuk memandang dan bertemu dengan Juna. Perasaan cinta mulai tumbuh di hati Nisya. Akan tetapi dia tidak berani mengobrol dengan Juna dan menyatakan cintanya pada Juna. Yang bisa dia lakukan hanyalah memandang Juna dari jauh.

Kembali ke waktu sekarang
            Nisya masih memandangi Juna yang sekarang sedang mencari buku. Nisya juga mengikuti Juna dan berpura-pura membaca buku yang dia pilih secara acak. Tetapi dia tetap memandangi Juna dan tidak memperhatikan buku apa yang sedang dia baca. Tiba-tiba Juna datang ke tempat Nisya masih sambil mencari buku. Nisya berpura-pura membaca buku yang dia pilih secara acak. Akan tetapi dia tidak mengerti isi buku itu.
            “maaf. Apakah kamu ingin meminjam buku itu?” tanya Juna pada Nisya. Nisya terkejut mendengar pertanyaan Juna. Dia tidak menyangka kalau Juna kan berbicara padanya.
            “I..i..iya. aku mau pinjam buku ini” jawab Nisya gugup. Wajahnya bersemu merah karena malu.
            “oh. Ya sudah. Apa boleh buat.” Kata Juna kecewa.
            Juna berniat meninggalkan Nisya yang masih gugup. Nisya melihat buku yang dia pilih secara acak tadi. Ternyata itu buku tentang kedokteran. Pasti Juna sdang mencari buku ini untuk belajar masuk universitas kedokteran. Nisya tahu bahwa Juna kelas 3 dan akan menghadapi UNAS serta SNMPTN.
            “ini. Silakan. Lagi pula aku masih bias meminjamnya lain waktu kok.” Kata Nisya sedikit berteriak sambil menyodorkan buku yang dia pegang. Dia menunduk malu dan gugup.
            “apa tidak apa-apa?” Tanya Juna. Nisya memandang wajah Juna dan mengangguk mantap. Juna mengambil buku yang di pegang Nisya sambil tersenyum manis, membuat jantung Nisya berdetak tidak karuan.
            “terima..” belum sempat Juna melanjutkan ucapannya, Nisya sudah berlari keluar perpustakaan, “…kasih.”
            Orang-orang yang tadi mendengar ucapan keras Nisya, bingung melihat tingkah Nisya. Penjaga perpustakaan juga berteriak kepada Nisya agar tidak berlari di perpustakaan.
            “orang yang menarik.” Gumam Juna melihat tingkah Nisya.

            Keesokan harinya, Nisya datang lagi ke perpustakaan, tetapi Juna belum datang ke perpustakaan. Dia tampak sangat kelelahan dan kurang tidur. Semalam dia tidak bisa tidur karena memikirkan kejadian kemarin dengan Juna. Nisya memutuskan untuk belajar karena 2 hari lagi ada semesteran. Lagi pula di sekitarnya banyak orang-orang yang belajar, dia jadi merasa tidak enak.
            “maaf, apa masih ada meja?” Tanya seorang cowok ke penjaga perpustakaan. Nisya mengenali suara itu. Itu adalah suara Juna. Sontak jantungntya berdegup dengan kencang.
            “maaf, mejanya sudah penuh semua.”  Jawab penjaga perpustakaan. Juna agak kecewa karena tidak ada meja lagi. Nisya segera membereskan buku-bukunya dan berdiri dari kursinya.
            “silakan. Di sini saja. Aku sudah selesai kok. “ kata Nisya saat Juna berjalan melewatinya.
            “makasih.” Sahut Juna yang langsung duduk di kursi Nisya tadi.
            Nisya berjalan meninggalkan Juna. Nisya tampak kecewa karena Juna tiak mengingatnya. Dia sempat berharap bahwa Juna akan mengingatnya dan mngajak ngobrol dengannya.
            “tunggu.” Panggil Juna. Nisya berhenti dan menoleh pada Juna. “kursi ini sudah kosong. Kamu sedang belajar kan. Kamu duduk lah di sini.“ tawar Juna.
            Nisya mengangguk mau dan segera berjalan ke tempat duduk di samping Juna. Dia segera duduk dan mengeluarkan bukunya. Nisya sangat senang karena bisa duduk di dekat Juna dan bisa ngobrol akrab dengan Juna. Tetapi, dia segera menghilangkan perasaan bahagianya dan serius mempelajari buku pelajarannya.
            “sini tanganmu.” Bisik Juna pada Nisya. Nisya bingung dengan perkataan Juna. Tetapi dia mengulurkan tangannya pada Juna. Juna memberikan coklat pada Nisya.
            “eh, coklat?” Nisya tidak percaya bahwa Juna akan memberikannya coklat.
            “di sini dilarang makan. Ini rahasia kita berdua ya?” kata Juna sambil membuka coklatnya.
            “eh,, te..te..terima kasih. Tapi apa boleh?” sahut Nisya gugup.
            “iya. Ini sebagai tanda terima kasihku sama kamu krena memberiku kursi dan pinjaman buku kemarin.” Jawab Juna
            Nisya kaget dan senang mendengar jawaban Juna. Dia tidak menyangka bahwa Juna masih mengingatnya karna kejadian kemarin. Saking senangnya dia membuka coklat pemberian Juna dan memakannya bulat-bulat. Tiba-tiba coklat yang dia makan nyangkut di tenggorokannya.
            “uhuk…uhuk…uhuk…” Nisya terbatuk-batuk karena coklat yang nyangkut di tenggorokannya.
            “hei kamu nggak papa?” tanya Juna khawatir.
            Juna menepuk-nepuk punggung Nisya. Akhirnya coklat itu bisa keluar dari tengorokan Nisya. Orang-orang yang ada di perpustakaan heran melihat Nisya dn Juna. Ada juga yang merasa terganggu karena tingkh Nisya. Nisya merasa menyesal karena tingkah dan kebodohannya. Dia mengira pasti Juna menganggap dia bodoh dan tolol. Akan tetapi Juna hanya tertawa saja.
            “kemarin dan hari ini kamu benar-benar lucu ya? Hahaha…” kata Juna senang.
            Nisya tidak percaya dengan apa yang dikatakan Juna. Dia tersenyum malu pada Juna. Setelah itu mereka berdua diam karena sudah ditegur oleh penjaga perpustakaan. Mereka berdiam dan sibuk mempelajari buku mereka masing-masing. Sesekali Nisya memperhatikan Juna. Tetap dia segera mengalihkan perhatian karena takut dipergoki oleh Juna.
            “boleh aku tahu namamu?” tanya Juna tiba-tiba setelah mereka diam selama ½ jam dan membuat Nisya kaget.
            “Anisya Salsabila. Tapi biasa dipanggil Nisya.” Jawab Nisya.
            “anak SMA 7 ya? Kelas berapa?” tanya Juna lagi.
            “iya. Aku kelas 2 SMA.” Jawab Nisya lagi.
            “kamu hebat ya. Pulang sekolah masih belajar lagi. Tetapi jangan terlalu memaksakan diri. Ada lingkaran hitam di bawah matamu tuh.” Kata Juna. Nisya merasa malu dan menutupi mukanya. Juna beranjak dari kursinya.
            “aku duluan. Bye.” Pamit Juna sambil melangkah pergi meninggalkan Nisya. Nisya agak sedih dan kecewa karena Juna sudah akan pulang. Tetapi baru beberapa langkah Juna berhenti dan berkata, “aku Juna Mikail Ananta. Kelas 3 SMA di SMA 1. Sampai jumpa”
            Juna melanjutkan langkahnya meninggalkan perpustakaan. Nisya senang sekali dengan kejadian hari ini. Karena dia bisa lebih akrab dengan Juna. Dia menggenggam erat kertas bungkus coklat yang diberikan Juna tadi. Dia akan menjaga bungkus coklat tadi sebagai barang berharga dan akan membuatnya sebagai pembatas buku.

            Keesokan harinya, Nisya datang ke perpustakaan seperti biasa. Tetapi hari ini dia akan belajar karena besok pagi sudah ujian semesteran. Tetapi sekali-kali dia menengok ke arah pintu masuk karena Juna beluam datang.
            “maaf buku tentang kesehatan jantung ada di sebelah mana letaknya.” Tanya seorang cowok ke penjaga perpustakaan. Nisya mengenal suara itu. Itu adalah suara Juna.
            “tunggu sebentar.” Jawab penjaga perpustakaan yang langsung mencari di komputer. “maaf di sistem komputer tidak ditemukan. Tunggu sebentar ya.” Lanjut pnjaga perpustakaan lagi.
            “tidak usah saja. Terima kasih.” Kata Juna kecewa. Juna brniat meninggalkan perpustakaan. Tetapi,,
            “kak Juna. Aku bantu carinya ya.” Tawar Nisya.
            “nggak usah ah. Perpustakaan ini kan luas. Lagi pula kamu kan sedang belajar. Kakak pinjam lain waktu aja.” Tolak Juna.
            “nggak papa kok kak. Aku pasti akan berusaha.”
            “ya udah, kalo gitu kita cari berdua aja.” Nisya dan Juna pun mencari buku tentang kesehatan jantung bersama-sama.
            Setalah 15 menit mencari, akhirnya Nisya menemukan buku yang di cari Juna. Sayangnya buku itu ada rak atas dan tidak dapat dijangkau oleh Nisya. Nisya berusaha mengambil buku itu. Walaupun sudah memakai kursi pendek, dia tetap tidak bisa menjangkaunya. Akhirnya Nisya ber-jinjit dan dapat mengambil buku itu. Tetapi keseimbangannya goyah dan dia pun jatuh ke belakang.
            “waa… aduh..”rintih Nisya kesakitan. Juna yang mendengar teriakan Nisya langsung datang ke tempat Nisya.
            “Nisya, kamu nggak apa-apa kan?” tanya Junaa khawatir.
            “iya, aku nggak apa-apa kok kak. Oh ya, ini buku yang kakak cari kan? Udah ketemu nie.” Kata Nisya sambil menyerahkan buku yang di cari Juna.
            “oh iya, makasih ya.” Kata Juna. Nisya tersenyum senang. Tiba-tiba pembatas buku Nisya dari bungkus coklat yang diberi oleh Juna, terjatuh dari saku rok Nisya.
            “ini ada yang terjatuh dari sakumu.” Kata Juna sambil mengambil pembatas buku Nisya.
            “ah,, ini… ini barang yang berharga buatku.” Kata Nisya keras karena saking gugupnya. Juna terkejut mendengar teriakan Nisya. Nisya juga sangat malu karena sangat malu dan bersemangat.
            “hahaha… karena telalu semangat kamu sampai tersenyum malu. Kamu benar-benar lucu ya.” Kata Juna sambil tersenyum dan membelai kepala Nisya.
            Setelah kejadian itu, Nisya dan Juna menjadi sangat dekat. Mereka sering mengobrol bersama dan Juna juga mengajarkan Nisya yang sedang menghadapi ulangan semester ganjil. Perasaan suka Nisya terhadap Juna juga semakin kuat. Tetapi dia belum berani mengungkapkannya langsung dengan Juna.

            Satu minggu kemudian, Nisya sedang tidur-tiduran di kamarnya. Dia sedang membayangkan hari-harinya bahagianya akhir-akhir ini. Nisya tersenyum senang jika mengingat Juna. Dia berpikir sekarang dia sedang mengalami kisah cinta yang seperti ada di dalam buku novel yang sering dia baca. Tiba-tiba bunda nya datang ke kamar Nisya.
            “Nisya, kamu belum tidur kan?” tanya ibu dari luar kamar.
            “iya, bun. Nisya belum tidur kok. Masuk aja.” Jawab Nisya sambil membereskan buku-bukunya yang berserakan di tempat tidur. Bunda pun masuk ke dalam kamar Nisya. “ada apa, bun?” tanya Nisya. Bunda duduk di tempat tidur Nisya.
            “begini, barusan ayah telpon dari Jakarta. Ini memang mendadak. Sepertinya ayah sudah pasti akan dipindah tugaskan di Jakarta. Makanya minggu depan kita akan pindah ke Jakarta. Lagi pula kamu kan juga akan masuk ke semester dua. Makanya semester dua besok kamu akan sekolah di Jakarta. Mama sangat kaget mendengar berita ini. Sampai-sampai gagang telpon mama jatuhkan. “ kata Mama.
            Nisya shock mendengar kabar itu. Dia tidak menyangka akan pindah ke Jakarta. Padahal dia sudah bisa dekat dengan Juna. Rasanya di tidak ingin pindah dari kota Yogyakarta ini. Tetapi mau gimana lagi. Ini sudah keputusan dari orang tuanya.

            Di sekolah, Nisya sudah mengabarkan kepindahannya kepada ke dua sahabatnya. Mereka juga sangat terkejut mendengar kabar dari Nisya.
            “minggu depan!! Kok cepat banget sih, nis?” tanya Kiran terkejut.
            “iya. Ini juga sekalian karena sudah mau akhir semester ganjil. Jadi nanti aku semester ke dua ada di sana.” Jawab Nisya sedih.
            “kamu pindah kemana? Jauh nggak? minta alamat barumu dong?” tanya Nisya berbondong-bondong.
            “hei kamu tuh, nanya satu-satu dong. Jangan langsung gitu. Nisya kan jadi bingung.” Kata Kiran.
            “udah, nggak apa-apa kok, kir. Kata bunda, ayah di pindah tugaskan ke kantor pusat di Jakarta. Aku belum tau alamatnya. Tapi besok kalau udah tau, aku kasih tahu kalian kok.” Ujar Nisya.
            “lalu kak Juna gimana? Udah kamu kasih tahu?” tanya Kiran. Nisya hanya bisa terdiam sedih. Dia sudah memikirkan masalah kepindahnnya dan kak Juna semalam. Tetapi dia tidak tahu harus gimana.
            Nisya hanya bisa mengeleng dan berkata, “aku juga belum tau gimana. Aku belum siap pisah sama kak Juna. Aku udah terlajur suka dan sayang sama dia. Kayaknya aku belum bisa datang ke perpustakaan hari ini deh.” Nisya sedih karena harus pisah dengan kak Juna.
            “sabar ya, nis. Pasti ada jalan keluarnya kok.” Kata Sasya dan Kiran menghibur Nisya. Nisya mengangguk sambil tersenyum sedih.

            Sudah 3 hari Nisya tidak datang ke perpustakaan. Dua hari lagi dia sudah akan pergi meninggalkan kota tercintanya Yogyakarta dan pindah ke ibukota Indonesia Jakarta. Sejujurnya disa sudah sangat rindu sekali ingin bertemu dengan Juna. Tetapi dia masih belum bisa bertemu dengan Juna. Dia juga tidak tahu harus bilang apa jika bertemu dengan Juna.
            Karena sudah tidak tahan lagi ingin bertemu dengan Juna, Nisya memutuskan pergi ke perpustakaan. Saat tiba disana, ternyata Juna belum datang. Nisya hanya duduk dan membaca novel di salah satu kursi. 15 menit kemudian, Juna tiba di perpustakaan. Dia berjalan menuju meja penjaga perpustakaan untuk mengembalikan buku.
            Nisya masih belum siap menemui Juna. Dia bersembunyi di salah satu rak buku yang tidak jauh dari meja penjaga perpustakaan. Di rak itu juga adalah tempat dulu dia ngobrol untuk pertama kalinya dengan Juna. Dari tempatnya bersembunyi Nisya dapat mendengar suara Juna yang sangat ia rindukan.
            “ini saya mau mengembalikan buku.” Kata Juna menyerahkan bukunya. Petugas itu melihat buku yang akan dikembalikan Juna.
            “iya, sudah. Nanti biar saya kembalikan di rak.” Kata penjaga perpustakaan.
            “tidak usah. Biar saya saja yang mengembalikan. Lagi pula saya juga ingin mencari buku di rak tempat buku itu.” Kata Juna sambil mengmbil buku yang dikembalikannya tadi.
            “oh ya, terima kasih.” Ucap penjaga perpustakaan. “ah, ngomong-ngomong, akhir-akhir ini kamu tidak pernah bareng sama pacarmu lagi? Kemana sebenarnya dia?” tanya penjaga perpustkaan.
            “apa? Siapa?” tanya Juna balik
            “itu gadis yang berambut panjang itu. Yang sering belajar bareng sama kamu.” Kata pnjaga perpustakaan.
            “haduh,, ibu lihat ya? Saya juga nggak tau kenapa dia tidak datang. Lagi pula saya juga nggak kenal dekat dia. ” sahut Juna malu.
            “lho, saya kira kamu pacaran sama dia. Habisnya dia selalu tersenyum mesra padamu sih. Makanya saya kira kamu pacaran sama dia.” Ujar penjaga perpustakaan itu.
            “jangan salah paham. Kami Cuma teman saja. Nggak lebih. Jangan berpikir yang aneh-aneh. Ya sudah, saya mau ngembaliin buku ini dulu sambil mau pinjam buku lagi. Permisi.” Pamit Juna
            “maaf ya, saya cuma mau menggodamu. Ya sudah silakan. Kalau ada yang mau ditanyakan, datang kesini sja.” Kata penjaga perpustakaan.
            Juna meninggalkan meja penjaga perpustakaan. Dia menuju ke rak yang dulu pertama kali dia ngobrol dengan Nisya karena buku itu berada di tempat itu. Dia melihat Nisya juga ada di tempat itu. Dia mendatangi Nisya dan menyapanya.
            “Nisya. Akhirnya kamu datang juga. Selama ini aku cari-cari kamu, tetapi kamu nggak pernah datang. Oh ya, ini. Maaf aku yang pinjam duluan. Trima kasih ya.” Kata Juna. Dia menyodorkan buku yang dulu dia pinjam dan membuat Nisya bisa berbicara dengan Juna. Nisya kembali mengingat hari itu. Hari di mana dia bisa mengobrol dengan Juna.
            “aku tidak bisa meminjamnya lagi. Karena aku harus segera pindah.” Kata Nisya sedih.
            “eh, maksudmu?” Juna terkejut dan bingung mendengar perkataan Nisya.
            “sebenarnya aku tidak pernah bisa baca buku sesulit itu. Aku hanya bisa membaca komik dan cerpen. Aku juga datang ke sini bukan untuk belajar. Aku selalu datang kesini karena aku menunggu kedatangan kakak. Selalu setiap hari. Aku selalu suka sama kaka. Selamat tinggal. Permisi.” Akhirnya Nisya bisa juga mengatakan perasaannya. Dia lega, walaupun akhirnya dia bertepuk sebelah tangan. Nisya menahan tangisnya selama mengatakan yang sebenarnya pada Juna. Setelah mengatakan itu, Nisya berlari meninggalkan Juna yang terkejut mendengar perkataannya.  Nisya berlari smbil menangis mengingat nasib cinta pertamanya.
            Nisya akhirnya harus pindah ke Jakarta. Dia menyiapkan barng-barangnya. Saat menemukan pembatas buku dari bungkus coklat yang diberikan Juna, Nisya jadi teringat lagi pada Juna. Tetapi di mencoba menghilankan bayangan Juna dari pikirannya. Akhirnya Nisya membuang pembatas buku itu. Dia sudah bertekad tidak akan mengingat Juna lagi. Dia akan memulai hidup baru di Jakarta dan mencari cinta baru di sana. Nisya dan keluarganya berangkat ke Jakarta.

            Sudah satu minggu lebih Nisya dan keluarganya tinggal di Jakarta. Akan tetapi dia belum bisa melupakan Juna dari pikirannya. Dia masih saja terus mengingat Juna dan merindukannya. Akhirnya, Nisya datng k perpustakaan yang ada di Jakarta yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.
            Tiba di perpustakaan itu, entah kenapa langkah kaki Nisya membawanya pergi menuju tempat rak biologi. Dia juga mengambil buku tentang kedokteran yang dulu bisa membuatnya mengobrol dengan Juna setelah hanya bisa memandangi Juna selama 2 bulan. Nisya membuka-buka buku itu. Akan tetapi tetap saja dia tidak mengerti isi buku itu. Nisya mendekap buku itu. Dia memejamkan matanya dan kembali membayangkan saat dulu dia mengobrol dengan Juna. Dia masih sangat mengenal gya bicara Juna.
            “kamu mau meminjam buku itu.” Nisya merasa seperti mendengar suara Juna. Tetapi dia merasa kalau dia telah berhalusinasi.
            “kamu mau meminjam buku itu.” Suara itu terdengar lagi sebanyak 2x dan seperti semakin dekat. Nisya heran kenapa bisa begitu. Setelah terdengar untuk ke tiga kalinya, akhirnya Nisya membuka matanya dan berbalik ke belakang. Dia sangat terkejut melihat Juna ada di hadapannya. Dia merasa ini mimpi. Nisya mencubit pipnya yang ternyata terasa sangat sakit. Ternyata ini bukan mimpi dan khayalan Nisya. Juna memang benar-benar berdiri di hadapannya.
            “lama tidak bertemu, Nisya.” Kata Juna.
            “haa? Bagaimana bisa kakak ada di sini?” tanya Nisya bingung.
            “apa maksudmu tentu saja aku meminjam buku itu.di perpustakaan-perpustakaan di Yogyakarta nggak ada. Aku mencarinya di mana-mana. Akhirnya ketemu juga. Itu yang kamu bawa.” Jelas Juna menunjuk buku yang di bawa Nisya.
            “aneh. tapi kan, kakak udah pernah pinjam buku ini dulu.” Kata Nisya bingung sambil memperlihatkan buku yang dia bawa. Juna melihat buku yang di bawa Nisya dan menggaruk rambutnya yang tidak gatal karena malu dan panik.
            “haah.. memang gawat kalau tidak ada kamu. Makanya aku ingin bertemu denganmu, Nisya. Jangan bicara dan kabur begitu saja. Setelah kamu pergi, aku berusaha mencari ke sekolahmu dan bertanya pada teman-temanmu. Akhirnya aku tahu alamatmu yang baru dan datang ke rumahmu tadi. Tapi kamu tidak ada di rumah. Saat lewat perpustakaan ini, aku berpikir kamu ada di sini….” Jelas Juna yang langsung di hentikan oleh Nisya.
            “Terima kasih karena kakak sudah mencariku dan menganggapku sebagai teman.” Kata Nisya memotong penjelasan Juna. Dia membungkuk agar bisa menahan air matany yang hampir keluar. Dia tidak ingin terlalu berharap dan patah hati lagi.
            “ahh… jangan-jangan kamu dengar pembicaraanku dengan penjaga perpustakaan itu ya?” Tanya Juna sambil mengacak-acak rambutnya karena malu.
            “iya. Makanya aku tidak mau dengar jawaban untuk pernyataan cintaku untuk kakak.” Kata Nisya masih sambil membungkuk.
            “haah.. bodoh.. ngobrol dengan orang lain di tempat seperti itu, mana mungkin aku mengatakan perasaanku yang sebenarnya.” Sahut Juna kesal. Dia memegang bahu Nisya agar berdiri tegak dan memeluknya dengan lembut.
            “apa aku bisa menyatakan selamat tinggal setlah gadis yang aku sukai menyatakan perasaannya padaku?” lanjut   Juna. Nisya terkejut mendengar pernyataan Nisya. “aku cinta kamu, Nisya.” Nisya bahagia mendengar pernyataan Juna.
            “aku juga cinta kakak dari dulu, sekarang, dan selamanya.” Kata Nisya senang.
            Mereka berpelukan selama beberapa waktu untuk melepas rasa kangen dan bahagia mereka. Setelah itu Juna melepas pelukannya dan mengajak Nisya untuk duduk di salah satu kursi. Dia ingin mengobrol dan menyampaikan berita untuk Nisya.
            “Nis, sebenarnya aku datang ke Jakarta selain mau ketemu kamu, aku juga sekalian mau ngajuin karya ilmiah ku ke UI. Sebenarnya dulu aku sering ke perpustakaan karena nyari reverensi untuk makalah karya ilmiah buat ngajuin beasiswa kuliah di UI. Ternyata aku dapet beasiswa itu. Makanya setelah lulus SMA, aku akan langsung pindah k Jakarta dan ngelanjutin kuliah di UI jurusan kedokteran.” Kata Juna menyampaikan kabar gembira pada Nisya.
            “yang benar kak. Selamatnya ya kak. Aku ikut senang dengernya.” Kata Nisya senang.
            “iya. Sama-sama. Ini juga berkat kamu juga kok. Dulu aku nyari-nyari buku kedokteran ini buat reverensi. Tetapi buku ini sulit banget di temukan. Aku udah nyari kemana-mana dan aku tau kalau di perpustakaan dekat sekolah ada bukunya. Sayangnya buku itu nggak ada di system computer dan nyarinya juga sulit. 3 hari aku cari buku itu, tapi berkat kamu aku bisa pinjam buku itu dan makalah ku bisa selesai dengan baik dapat nilai sempurna. Makasih ya.” Cerita Juna.
            “iya, kak. Sama-sama. Jadi kakak bakalan mulai tinggal di Jakarta 6 bulan lagi?” Tanya Nisya.
            “iya. Rencananya 3 hari lagi kakak balik ke Yogya buat persiapan UNAS. Kakak nggak bisa ke Jakarta selama 6 bulan ini karena persiapan UNAS. Kamu nggak apa-apa kan kalau kakak nggak kesini? Dan Kamu mau kan nunggu kakak sampai kakak bisa lulus dan pindah ke sini?” Tanya Juna.
            “iya. Aku nggak apa-apa kok kak. Lagi pula kita kan masih bisa berhubungan pake HP, E-Mail, dll. Aku pasti akan selalu nunggu kakak. Karena aku sayang sama kakak.” Kata Nisya tersenyum senang.
            “makasih Nisya. Kakak juga sayang kamu kok.” Kata Juna mencium kening Nisya.

6 bulan kemudian
            Nisya menunggu kedatangan Juna di bandara yang akan setengah jam lagi. Dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Juna setelah 6 bulan berpisah. Setelah mereka jadian, Juna dan Nisya terpaksa berpisah sementara karena Juna harus mempersiapkan diri untuk menghadapi UNAS. Selama 6 bulan mereka hanya berhubungan dengan alat telekomunikasi saja. Tetapi sekarang merka bisa saling melepas rindu dan bersama-sama selamanya.
            15 menit, Nisya menunggu. Akhirnya pesawat Juna tiba juga di bandara. Nisya segera mencari Juna di antara orang-orang yang baru tiba di Jakarta. Nisya mencoba memejamkan mata dan mendengar suara kaki langkah Juna dari banyak suara langkah orang di bandara itu. Nisya sudah sangat hapal suara kaki langkah Juna walaupun banyak suara kaki langkah orang. Dia segera menemukan suara langkah kaki Juna yang berdiri tidak jauh darinya. Nisya membuka matanya dan melihat Juna yang tidak jauh darinya. Dia segera berlari ke arah Juna. Juna juga berlari ke arah Nisya dan mereka pun berpelukan di tengah-tengah orang-orang yang berjalan di sekitar mereka.
            “akhirnya kakak datang juga. Aku kangen sekali sama kakak.” Kata Nisya dipelukan Juna
            “aku juga kangen sama kamu, Nis.” Kata Juna sambil membelai rambut Nisya.
            “I Love You, kak Juna.” Kata Nisya lembut sambil melepas pelukannya.
            “I Love You To, Nisya.” Balas Juna sambil mencium kening Nisya.
            Mereka pun berjalan berpelukan meninggalkan bandara menuju ke rumah paman Juna yang akan dia tempati selama di Jakarta. Setelah itu hubungan Nisya dengan Juna semakin harmonis saja. Mereka sering pergi ke perpustakaan untuk berpacaran sambil membaca buku. Mereka saling mencintai satu sama lain untuk selamanya.

SELESAI

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS