cinta abadi kita 2

Pagi harinya, Fathan bangun dari tidurnya. Tetapi ia tidak menemukan Fitri di tempatnya. Ia pun mencari Fitri. Fathan menenmukan Fitri pingsan tidak jauh dari gubuk. Fathan langsung berlari ke tempat Fitri. ia mencoba membangunkan Fitri. Tetapi Fitri tak kunjung sadar.. Fathan menggendong Fitri dan berusaha mencari bantuan.

Sementara itu, Adly, Donita dan teman-temannya yang lain berusaha mencari Fathan dan Fitri. Mereka menyusuri jurang tempat Fitri dan Fathan jatuh. Adly menemukan gelang yang di pake Fathan. Dia yakin Fathan dan Fitri ada di sekitar situ. Mereka pun melanjutkan pencarian.

Fathan sudah tidak kuat menggendong Fitri. Dia menyenderkan tubuh Fitri di pohon, sementara dia duduk di sebelahnya. Fathan memandang wajah Fitri dan memegang tangannya. Dia berharap Fitri cepat sadar. Karena terlalu lelah berjalan, Fathan tertidur di samping Fitri.

Adly dan teman-temannya menenmukan gubuk tempat Fathan dan Fitri beristirahat tadi malam. Mereka yakin Fathan dan Fitri ada di sekitar situ, karena ada bekas api unggun yang di buat Fathan semalam. Mereka menyusuri jalan yang di lalui Fathan dan Fitri tadi. Hingga akhirnya, mereka menemukan Fathan dan Fitri sedang tertidur di bawah pohon.

Adly mencoba membangunkan Fathan. Fathan pun terbangun dan senang bertemu dengan Adly lagi. Fathan menyuruh Adly menolong Fitri. Karena keadaannya sedang gawat. Fitri lalu di angkat oleh derby, sementara Adly dan Donita memapah Fathan menuju ke perkemahan.

Di perkemahan, senua anak senang melihat Fathan dan Fitri selamat. Para guru langsung menangani Fitri. Tetapi karen tidak ada peralatan yang cukup memadai, para guru memutuskan membawa Fitri ke rumah sakit. Fathan sempat ingin ikut, tetapi para guru tidak mengijinkan. Mereka menyuru Fathan agar tetap disini sampai acara berakhir. Fathan bisa menemui Fitri besok kalau sudah pulang. Fitri di bawa ke rumah sakit menggunakan mobil salah satu guru.

Setelah Fitri pergi, Fathan menjadi pemurung. Dia tidak bernait lagi mengikuti acara camping lagi. Adly dan Donita berusaha membujuk Fathan agar tidak murung lagi. Mereka pun berhasil walaupun Fathan tampak malas sekali.

Mischa kesal melihat semua rencananya gagal. Kedua temannya juga takut perbuatan mereka ketahuan. Tetapi Mischa meyakinkan mereka bahwa mereka tidak mungkin ketahuan. Derby mendengar yang mereka bicarakan. Dia merekam semua pembicaraan Mischa dan kedua temannya dengan Handphonenya. Derby lalu memnyerahkan rekaman itu pada Fathan, Adly, dan Donita.

Fathan yang kesal dan marah langsung menghampiri Mischa dan kedua temannya. Dia menampar pipi Mischa dan memaki-makinya. Mischa dan kedua temannya hanya bisa diam membisu. Perbuatan mereka di laporkan kepada para guru. Para guru juga sangat kesal dengan perbuatan Mischa dan kedua temannya. Mereka memulangkan Mischa dan ke dua temannya serta men-skors Mischa and the genk selama 1 minggu. Mischa berniat protes, tetapi tidak bisa. Ini memang salahnya.

Acara perkemahan telah selesai dengan lancar. Sesampainya di sekolah, Fathan, Adly, Donita, Derby, dan Nuri memituskan untuk menengok keadaan Fitri di rumah sakit. Mereka di sambut mama dan papa Shireen. Fathan meminta maaf kepada kedua ortu Fitri karena tidak bisa menjaganya dan bertanya keadaan Fitri. Ortu Fitri memakluminya. Mereka malah berterima kasih karena telah menjadi teman Fitri, membuatnya bahagia, dan menemaninya. Keadaan juga Fitri sudah baik-baik saja.

Donita bertanya kepada ortu Fitri, sebenarnya Fitri sakit apa? Karena selama berteman dengan Fitri, Donita selalu melihat Fitri meminum banyak obat-obatan. Fitri pun kadang-kadang sering terlihat pucat. Ortu Fitri tidak menjawabnya. Wajah mereka pun tampak sedih. Donita meminta maaf karena telah bertanya yang tidak-tidak. Tetapi ortu Fitri menyuruh mereka mencari tahu sendiri. Mereka tidak mau mengatakannya karena sudah di minta oleh Fitri untuk merahasiakannya. Fathan dan teman-temannya dipersilahkan menengok Fitri.

Di dalam kamar, Fitri sedang tidur. Ketika bangun, dia tersenyum melihat kedatangan teman-temannya.

“hei semua.. Gimana campingnya??” tanya Fitri

“lancar kokm, Fit.”jawab Adly

“gimana keadaan mu?” tanya Fathan.

“alhamdulillah baik kok.. Udah mendingan. Mungkin besok udah masuk.” Jawab Fitri sambil tersenyum.

“fit, boleh tanya nggaak?” tanya Donita

“boleh, apa?”

“sebenarnya kamu sakit apa sih?” Tanya Donita penasaran

“aku nggak sakit apa-apa kok. Kmrn cma kecapekan aja” Jawab Fitri.

“tapi kok kemarin kamu keliatan pucet banget” tanya Nuri

“yah, kan aq kecapekan banget. Jadi keliatan pucet.” Jawab Fitri sambil tersenyum. Tapi yang lain nggak percaya. “kok kalian kayak nggak percaya gitu sih? Haah, sepertinya aku emang nggak pinter bohong ya? Aku emang sakit sih. Tapi aku minta kalian cari tau sendiri ya??” jawab Fitri memohon

“ya udah fit, nggak papa kok. Oh ya, nie kami bawain oleh-oleh dari camping.” Ujar Adly sambil menyodorkan oleh2 yang mereka bawa.

“wah, banyak banget.. makasih ya??” ujar Fitri.

“sama-sama.” Balas Fathan. “oh ya fit, kami duluan ya. Kami mau pulang dulu. Biar kamu bisa istirahat dan gak kebauan gara2 nyium bau keringat kami. Hehehe” canda Fathan

“yah, kalian kan baru bentar. Makan-makan dulu kek. Nggak papa kok aq nyium bau keringat kalian. Lagi pula bau keringet kalian agak wangi kok. Hehe” balas Fitri.

“nggak usah deh, fit. Lain kali aja kita main lagi. Lagi pula kami juga udah capek banget” ujar Derby.

“ya udah deh kalau gitu. Nggak papa deh” balas Fitri

“ya udah, kami pulang dulu ya. Jangan lupa istirahat dan makan oleh2 kami ya. Assalamu’alaikum” pamit Fathan

“oke deh. walaikum salam” balas Fitri

“kalau oleh2nya nggak abis bsk bwa ke sekolah ya. Hehehe” ujar Adly.

“sip deh. Hehehe” kata Fitri smabil tersenyum.

Fathan dan teman2nya lalu pamit kepada ortu Fitri. Mereka pun pulang kerumah msaing2.

Malam harinya, di kamar Fathan sedang merenung mengingat kejadian yang ia alami bersama Fitri sambil menatap bulan. Dan perasaan yang ia rasakan pada Fitri semakin kuat saja. Fathan yakin perasaan yang rasakan ini adalah perasaan cinta. Ia jatuh cinta pada Fitri.

Di kamarnya, Fitri pun melakukan hal yang sama seperti Fathan merenung sambil melihat bulan. Dia juga yakin perasaan yang ia rasakan pada Fathan adalah perasaan cinta. Tetapi ia tidak bisa menerima perasaan itu. Karena ia sakit.

Ya, sebenarnya Fitri sakit parah. Dia terkena penyakit kanker hati stadium akhir. Sudah sejak 4 tahun yang lalu ia mengidap penyakit ganas ini. Kata dokter waktunya tinggal 2 tahun lagi. Dia ingin menggunakan waktu dua tahun ini untuk membahagiakan orang2 yang ada di sekitarnya. Termasuk Fathan yang sekarang dicintainya.

Paginya Fitri sudah kembali ke sekolah. Semua temannya senang Fitri kembali bersekolah. Apalagi Fathan yang sudah tau perasaan yang selama ini ia rasakan pada Fitri adalah perasaan Cinta. Fathan semakin mendekati Fitri dan berusaha menjaganya. Ia ingin selalu berada di sisi Fitri.

Fitri merasa heran dengan sikap Fathan yang lain dari biasanya. Tapi di sisi lain ia sangat senang dengan perhatian dari Fathan. Adly dan Donita sudah tau alasan perubahan sikap Fathan pada Fitri. Mereka memaklumi sikap Fathan. Donita pun menerimanya dengan lapang dada walaupun hatinya sakit. Tapi demi kebahagian orang yang dicintainya dia rela melakukan apapun meski dirinya tersakiti. Donita juga senang Fathan bisa memilih orang yang tepat. Karena dia melihat Fitri memang pantas buat Fathan. Donita bahagia bila sahabat-sahabatnya juga bahagia.

Fathan berencana menembak Fitri sewaktu mereka jalan-jalan ke danau belakang sekolah mereka. Danau itu tempat Fathan biasa ingin sendiri dan beristirahat. Dia akan mengajak Fitri piknik di danau itu ketika istirahat. Fathan sudah merencanakan itu dengan matang. Adly dan Moza pun turut membantu Fathan.

Dan hari itu pun tiba

Setelah bel pulang berbunyi, Fathan dan Adly langsung pergi dengan membawa tas mereka tanpa mengajak Fitri dan Donita seperti biasanya. Fitri sempat merasa heran, tetapi Donita meyakinkan tidak ada apa-apa. Donita lalu mengajak Fitri keluar. Dia bilang pada Fitri akan mengajak ke suatu tempat yang indah. Fitri yang bingug menurut saja mengikuti Donita. Mischa yang melihat mereka langsung mengikuti Donita dan Fitri.

Danau itu terletak di belakang sekolah. Jaraknya sekitar 10 meter dari sekolah. Disana sudah disiapkan meja dan kursi untuk dinner Fathan dan Fitri. Suasananya di buat seromantis mungkin oleh Fathan.

Fitri dan Donita sampai ke danau. Fathan sudah menunggu di sana. Fitri merasa takjub dengan apa yang dia lihat. Donita menyuruh Fitri menghampiri Fathan sambil berkata, “datanglah ke pangeran mu. Dia yang telah mempersiapkan ini semua”. Fathan lalu menghampiri Fitri.

“aku sudah menunggu mu, my princess” ujar Fathan lembut sambil memberikan mawar putih pada Fitri. fitri pun menerimanya. Fathan lalu mengajak Fitri ke meja makan. Dan mempersilahkan Fitri duduk. Fitri yang masih merasa bingung hanya menurut saja.

“apa maksudnya ini Fathan?” Tanya Fitri.

“kita makan dulu ya??” tawar Fathan. Dia pun memanggil orang untuk mengantarkan makanan. Fitri dan Fathan pun makan bersama diiringi music yang di pasang Farel menggunakan radio.

“Fit, habis makan kita naik perahu keliling danau yuk??”tawar Fathan. Fitri hanya mengangguk saja, walaupun banyak pertanyaan yang ada di kepalanya.

Fathan dan fitri pun menuju ke kapal yang sudah di siap kan Fathan. Dia juga sudah mendekor perahu itu sehingga terlihat lebih romantis. Fathan mendayung perahu hingga ke tengah danau. Mereka berdua diam saja melamun sendiri. Fitri melamun dengan berbagai pertanyaan, sementar Fathan bingung harus memulai dengan kalimat apa.

“fit,,”

“than” panggil Fitri yang di barengi Fathan. Mereka berdua lalu menunduk malu.

“kamu duluan deh” kata Fathan dan Fitri bersamaan. Mereka langsung terdiam dan menunduk malu lagi.

“oke, dari pada kita diem terus dan ngabisin waktu, aku duluan yang mulai ya?” Tanya Fathan.

“iya, kamu dulu aja”

“Oke, gini…. Ehm, gimana ya cara ngomongnya?” kata Fathan bingung. Fitri yang ngedengerin juga ikut bingung sendiri.

“ya kalau kamu mau ngomong tinggal ngomong aja” kata Fitri

“masalahnya, ini nggak gampang, fit.” Kata Fathan kesal sendiri

“ya maaf. Aq kan nggak tau apa yang mau kamu omongin.” Kata Fitri sedih

“fit, sori. Aku nggak bermaksud bentak kamu kok. Aku Cuma lagi bingung aja. Soalnya aku nggak pernah ngomongin ini. Mmm, gini, intinya sejak pertama kali aku liat kamu, aku udah ngerasain perasaan ini. Aku nyoba ngilangin perasaan itu. Tapi bukannya hilang perasaan itu malah semakin kuat. Dan sejak malam kita jatuh ke jurang itu aku semakin yakin bahwa itu adalah perasaan cinta. Makanya aku nyiapin ini semua buat nembak kamu. Mau nggak kamu jadi kekasih di hati ku?” kata Fathan akhirnya

Fitri yang mendengarnya hanya bisa terdiam membisu. Dia tidak tahu harus bilang apa. Dia juga tidak tahu apa yang harus dia rasakan antara senang atau sedih. Yang bisa di lakukan hanyalah menangis.

“fit, kok kamu nangis sih? Aku salah ngomong ya??” Tanya Fathan bingung.

“nggak kok. Kamu nggak salah” jawab Fitri

“lalu gimana? Kamu mau jadi kekasih hati ku nggak??” Tanya Fathan

“than, bias kita kembali ke tepi? Please, than!” kata Fitri sambil berusaha menahan tangisnya. Fathan lalu mendayung perahunya menuju tepi danau. Mereka lalu turun dari danau.

“fit, apa jawabanmu?” Tanya Fathan lagi

“maaf, than. Aku nggak bisa nerima kamu.” Jawab Fitri masih berusaha menahan tangisnya.

“tapi kenapa? Apa kamu udah punya cowok lain atau gebetan?” Tanya Fathan kecewa.

“bukan, than. Aku juga sayang kamu. Tetapi aku juga tidak ingin melihat kamu sedih di kemudian hari. Aku sakit, than. Maafin aku, than.” Kata Fitri sambil menangis. Dia ingin berlari meninggalkan Fathan. Tetapi Fathan meraih tangannya dan menariknya lagi. “lepasin aku, than”

“nggak. Aku nggak bakal ngelepasin kamu. Aku nggak peduli kamu sakit atau apapun. Yang pasti aku sayang dan cinta banget sma kamu, fit” kata Fathan. Dia lalu memeluk Fitri. Fitri berusaha berontak. Tetapi dia tidak sanggup lagi. Fathan sangat kuat memeluknya. Selain itu dia juga tidak bisa membohongi dirinya bahwa dia sangat senang. Tetapi tiba-tiba Fitri batuk dan mengeluarkan darah. Fitri lalu berusaha melepaskan diri dari Fathan.

“than, lepasin aku. Aku mohon” pinta Fitri. Fathan lalu melepaskan Fitri. Dia kaget melihat darah yang ada di bibir Fitri.

Fit, kamu kenapa fit. Bibir mu ada darahnya. Fit,,” fathan berusaha memegang Fitri. Tetapi Fitri menepisnya dan berlari meninggalkan Fathan yang masih terdiam di tempatnya.

Adly dan Donita yang menonton juga sangat terkejut. Donita langsung mengejar Fitri, takut terjadi apa-apa pada Fitri. Sementara Adly mendekati Fathan yang masih terdiam di tempatnya. Mischa yang melihat dari jauh sangat senang melihat ini semua. Dia juga jengkel karena Fathan masih berusaha mendapatkan cinta Fitri. Dia lalu pergi dari tempatnya dan berusaha mendapatkan ide untuk menjauhkan Fathan dan Fitri.

“than, elo nggak papa kan?” Tanya Adly cemas. Fathan yang terdiam, terkejut mendengar pertanyaan Adly.

“dly, Fitri mana??” Tanya Fathan

“dia udah pergi. Sekarang baru di kejar Donita.” Jawab Fathan

“ayo, kita cari mereka. Aku khawatir dengan keadaan Fitri.” Ajak Fathan

“ya udah, yok”. Fathan dan Adly mencoba mengejar Fitri dan Donita.

Sementara itu, Fitri terus berlari sambil menangis. Dia sedih dengan keadaannya sekarang. Tiba-tiba kepalanya terasa pusing dan perut sebelah kanannya sangat sakit. Donita yang melihatnya, langsung mendekati Fitri. Dia berusaha membantu Fitri. Akan tetapi Fitri sudah tidak kuat lagi. Dia pun pingsan di jalan.

Adly dan Fathan melihat Fitri dan Donita. Mereka langsung berlari menghampiri. Fathan memegang tubuh Fitri karena Donita sudah tidak kuat lagi menahannya. Fathan terus memangil-manggil nama Fitri agar sadar. Tetapi fitri tidak sadar juga.

Adly langsung berlari ke parkiran sekolah yang letaknya tidak jauh dari tempat mereka. Dia mengambil mobil Fathan dan membawanya kembali ke tempat Fitri pingsan. Fitri segera di bawa ke rumah sakit. Donita menelepon ortu Fitri dan menyuruh mereka dating ke rumah sakit.

Fitri segera di bawa ke ruang UGD. Fathan ingin ikut masuk, karena sangat khawatir. Tetapi di halangi oleh para suster. Adly dan Donita berusaha menenangkan Fathan. Ortu Fitri datang dan menanyakan keadaan Fitri. Donita menjawab bahwa Fitri sedang ditangani oleh dokter.

Tak berapa lama, dokter keluar dari ruang UGD. Ortu Fitri langsung menanyakan keadaan Fitri. Fathan, Adly, dan Donita mendengarkan dari jauh. Dokter dan ortu Fitri bicara sangat serius. Mereka kelihatan sangat khawatir dan sedih. Setelah selesai bicara, dokter kembali ke ruang UGD. Fathan, Adly dan Donita menghampiri ortu Fitri.

“om, gimana keadaan Fitri?” Tanya Donita

“kita berdoa saja ya. Sekarang Fitri sedang dalam keadaan kritis.” Jawab ayah Fitri.

“sebenarnya Fitri sakit apa om?” Tanya Adly.

“sirosis. Fitri terkena penyakit Sirosis atau kanker hati stadium 4.” Jawab ayah Fitri sedih.

Fathan, Adly, dan Donita sangat kaget mendengarnya. Mereka tidak menyangaka bahwa teman mereka mempunyai penyakit yang sangat parah bahkan mematikan. Apalagi Fathan yang sangat mencintai Fitri. Fathan akhirnya berjanji akan selalu mencintai Fitri dan menjaganya apapun keadaan Fitri. Walaupun Fitri menolak, tetapi Fathan akan terus menjaganya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar