Yang Terlupakan, Indonesia apa kabar diri'mu kini?

Assalamu'alaikum wr.wb...

Song Lyric by Ebiet G.Ade – Berita kepada Kawan

Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan, sayang engkau tak duduk disampingku kawan. Banyak cerita yang mestinya kau saksikan ditanah kering bebatuan. Tubuhku terguncang di hempas batu jalanan, hati tergetar menatap kering rerumputan. Perjalanan ini pun seperti jadi saksi, gembala kecil menangis sedih. Kawan coba dengar apa jawab’nya, ketika ia kutanya mengapa? Bapak Ibu’nya telah lama mati, ditelan bencana tanah ini. Sesampainya di laut, ku kabarkan semua’nya, kepada karang kepada ombak, kepada matahari. Tetapi semua diam, tetapi semua bisu, tinggal aku sendiri, terpaku menatap langit. Barang kali disana ada jawabnya, mengapa di tanahku terjadi bencana. Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita, coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang."

Lagu ini mengingat'kan kita kepada keadaan yang sekarang sedang terjadi di Negeri ini, sungguh tanpa kita sadari betapa banyak dan bertubi-tubi ujian yang diberikan oleh Tuhan kepada Negeri ini. Sudah berapa banyak bencana alam yang terus datang silih berganti, mulai dari Banjir, Longsor, Kebakaran, Gempa Bumi dan Tsunami serta masih banyak lagi Bencana yang lain. Begitu banyak korban yang berjatuhan, mulai dari yang meninggal dunia dan luka-luka serta masih banyak di luar sana saudara kita yang sampai saat ini masih hilang atau belum ditemukan. Bukan hanya itu saja, begitu banyak juga kerugian-kerugian yang menimpa, mulai dari kerugian materi dan batin.

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada’mu, dengan sedikit ketakutan, bencana, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan,...(QS.Al-Baqarah:155)

Tanpa kita sadari bahwa usia Bumi ini sudah sangat tua renta, puluhan, ratusan, ribuan, jutaan bahkan milyaran tahun yang lalu. Bila kita semua kembali mengingat bahwasannya siapa sesungguh'nya diri kita ini, dari mana kita berasal, dari apa kita ini di ciptakan, bagaimana kita ini diciptakan, dan siapa yang menciptakan kita, mungkin ini semua akan lebih indah dan mudah untuk kita lalui. Bukankah kita ini diciptakan oleh Tuhan sebagai Khalifah didunia ini??? Cobalah kita tanyakan kepada hati nurani diri kita masing-masing.

Sungguh kita terlalu terbiasa melihat matahari terbit di pagi hari, kita terlalu terbiasa melihat matahari tenggelam di senja hari, kita terlalu terbiasa melihat terang’nya cahaya sang rembulan dan bintang di malam hari, kita terlalu terbiasa membuka mata melihat indah’nya langit dan bening’nya embun pagi, kita terlalu terbiasa menghirup segar’nya udara pagi, tetapi (kita tidak terbiasa berfikir) kita tidak tahu bahwa siapa dibalik semua ini, yaitu Allah

Pernah’kah orang itu bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah kepada’nya?

Demi langit yang mempunyai gugusan bintang.” (QS. Al-Buruj:85)

Demi langit dan yang datang pada malam hari. Dan tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?. (Yaitu) Bintang yang bersinar tajam, setiap orang pasti ada penjaganya. Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan...(QS. At-Tariq:1-5)

Pernah'kah kita bersyukur dan berterimakasih kepada Allah atas diberikannya kedua bola mata yang indah ini sehingga sampai saat ini kita masih dapat melihat indah dan cerahnya dunia ini.

Pernah'kah kita bersyukur dan berterimakasih kepada Allah atas diberikannya kedua telinga ini sehingga sampai saat ini kita masih dapat mendengarkan indah'nya lantuan dan alunan suara yang bergema dan bergemuruh.

Pernah'kah kita bersyukur dan berterimakasih kepada Allah atas diberikannya hidung ini sehingga sampai saat ini kita masih dapat bernafas dengan mudah dan merasakan segarnya udara pagi.

Pernah'kah kita bersyukur dan berterimakasih kepada Allah atas diberikannya mulut ini sehingga sampai saat ini kita masih dapat merasakan dan menikmati segarnya minuman dan makanan yang kita santap.

Pernah'kah kita bersyukur dan berterimakasih kepada Allah atas diberikannya kedua tangan ini sehingga sampai saat ini kita masih dapat berpelukan dan berjabat tangan dengan orang-orang tercinta disekitar kita.

Pernah'kah kita bersyukur dan berterimakasih kepada Allah atas diberikannya kedua kaki ini sehingga sampai saat ini kita masih dapat melangkah menuju ke masa depan.

Lantas masih'kah kita merasa belum cukup atas apa yang telah diberikan oleh Allah ini?

Bukan'kan kita ini diciptakan di Bumi ini untuk merawat dan menjaga serta melindungi kehidupan di muka Bumi ini.


Heran terhadap orang yang yakin akan datang'ny kematian, tetapi ia masih membanggakan diri?

Heran terhadap orang yang yakin akan masuk pintu kubur, mengapa mereka masih tertawa terbahak-bahak?

Heran terhadap orang yang yakin hari akhir, mengapa mereka masih bersenang" & lalai tidak berbuat baik?

Heran terhadap orang yangg yakin akan lenyap’ny dunia ini, mengapa ia masih menambatkan hati kepada'ny?

Heran terhadap orang yang sibuk menyelidiki aib orang lain, tetapi lupa terhadap cela diri'ny sendri?"

Sungguh tidak sepantasnya kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna ini dengan seenak'nya berbuat kerusakan di muka Bumi ini. Mulai dari hal-hal kecil seperti membuang sampah sembarangan sampai hal-hal besar sepeti Penebangan Liar, hal ini'lah yang sering kali kita lupakan dan kita abaikan. Tanpa kita sadari sedikit demi sedikit kita telah merusak lingkungan sehingga menyebabkan bencana terjadi dimana-mana seperti saat ini.

Seperti lirik lagu ciptaan Ebiet G. Ade diatas mengatakan "Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita, coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang."

Jadi,,,,,

Sudah sepantas’nya kita selalu bersyukur dan berterimakasih kepada Allah, untuk nafas kehidupan, untuk hari yang indah, kelimpahan, berkah dan anugerah yang selalu diberikan kepada kita semua,”

Subhanallah,

Semangat & Positive Thinking,

Copyright@RK_2010

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar