Sesampainya di rumah, Fitri langsung berlari ke dalam kamarnya. Dia tidak menghiraukan orang tuanya yang sedang berbincang dengan orang tua Fathan. Mama Fitri bingung melihat Fitri menangis. Dia meminta ijin pada papa Fitri dan orang tua Fathan untuk melihat keadaan Fitri.
Orang tua Fathan kaget melihat Fitri ada di rumah rama (papa Fitri) temannya. Farel (Papi Fathan) bertanya pada Rama, apakah Fitri anaknya? Farel kaget mendengar jawaban Rama bahwa Fitri memang anaknya. Gadis kecil yang dulu dijuluki Fathan sebagai putri cantik. Rama juga sangat tekejut mendengar bahwa Fathan, kekasih anaknya sekarang, adalah teman masa kecil Fitri dulu yang sering di panggilnya Pangeran Tampan. Mereka tidak menyangka bahwa selama ini mereka sangat dekat, tetapi tidak menyadarinya.
Tasya (mama Fitri) kembali ke ruang tamu. Rama segera menyakan keadaan Fitri. Tasya hanya menjawab bahwa Fitri sedang tidak mau diganggu. Orang tua Fitri dan Fathan sudah tidak menghiraukannya lagi. Mereka kembali melajutkan perbincangan. Orang tua Fitri memveritahu bahwa besok mereka akan kembali ke Jakarta untuk mengurus kepindahan mereka ke Jerman, ortu Fathan sangat menyayangkan pertemuan mereka yang sangat singkat ini. Mereka terus mengobrol hingga ortu Fathan pamit pulang jam 6 sore.
Malam harinya, di kamar Fitri dia sedang merenung mengingat kejadian pahit yang terjadi tadi sore. Masih teringat betul bagaimana liciknya Mischa dalam membuat kebohongan tentang masa lalu Fathan hingga Fathan percaya padanya. Dia sangat kecewa pada Fathan, tetapi dia juga tidak bisa menyalahkan Fathan.
Di kamarnya, Fathan juga sedang memikirkan apa yang terjadi tadi sore. Dia sangat kecewa dan marah pada dirinya sendiri karena telah menyakiti dan membuat orang yang sangat dicintainya sejak dulu menangis, mengeluarkan air mata yang tidak ingin dilihatnya. Dia tidak dapat menepati janji yang telah dibuatnya dulu agar tidak membuat putri cantiknya menangis. Dia telah gagal dan tidak pantas buat Fitri.
Fitri sudah memutuskan akan meninggalkan Fathan. Walaupun berat rasanya, tetapi dia harus melakukannya. Dia tidak ingin meninggalkan luka yang terlalu dalam buat Fathan nantinya. Ini yang terbaik buat dirinya dan Fathan.
Fitri dan Fathan memandang bulan yang terlihat terang di malam yang cerah ini. Mereka jadi teringat kata-kata yang mereka buat dulu. Jika mereka merindukan orang yang mereka cintai, katakanlah pada bulan. Maka bulan akan menyampaikannya pada orang yang mereka rindukan.
“bulan aku sedang rindu sekali pada pangeran, putri. Sampaikan padanya (pangeran, putrid), bahwa aku sangat saying dan cinta padanya segenap hatiku. Maafkan aku karena telah mengecewakannya. east or west love pangeran putri is the best. Sahabat selamanya” Ucap Fathan dan Fitri bersamaan pada bulan.
Pagi harinya, Fitri menemui orang tuanya. Dia minta agar hari ini mereka kembali ke Jakarta untuk mempersiapkan keberangkatan mereka ke Jerman. Orang tua Fitri sangat kaget dengan keputusan Fitri. Mereka meminta alasan kenapa Fitri ingin cepat-cepat pulang ke Jakarta. Padahal mereka akan pulang ke jakarta 2hr lagi dan akan berangkat ke Jerman 2hri setelahnya.
Fitri tidak memberi alasan yang sebenarnya. Dia hanya mengatakan ingin segera tinggal di Jerman. Fitri tetap ngotot ingin segera pergi ke Jerman secepatnya. Orang tua Fitri tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka menuruti saja keinginan Fitri.
Walaupun menerima permintaan Fitri, mama Fitri tetap khawatir dengan permintaan Fitri yang sangat mendadak. Beliau yakin pasti ada masalah dengan Fathan, tetapi Fitri menyembunyikannya. Karena sangat khawatir, mama Fitri menelepon Donita untuk berbicara dengan Fitri agar Fitri lebih baik lagi.
Donita menerima permintaan mama Fitri. Dia segera datang ke villa Fitri. Dia tidak memberitahu Fathan. Karena Fathan dari semalam hanya mengurung diri di kamar dan tidak keluar-keluar. Donita hanya memberitahu Adly.
Sesampainya di villa Fitri, donita langsung menuju kamar Fitri yang sedang berbaring di tempat tidur. Fitri menyambut Donita dengan ramah. Wajah Fitri tampak pucat dan kurang bergairah.
“fit, gimana keadaan mu?” Tanya Donita
“Alhamdulillah baik. Yah, walaupun masih agak nggak percaya dengan kejadian kemarin.” Jawab Fitri murung
“maaf ya, fit. Rencananya jadi gagal. Coba aja aku kemarin bisa ngeyakinin Fathan. Pasti nggak kayak gini jadinya.” Sahut Donita menyesal.
“nggak papa kok. Ini bukan salah kamu atau siapapun. Mungkin ini emang udah jalannya aku dan Fathan nggak bisa bersatu. Lagi pula waktu yang diberikan Allah kepada ku nggak terlalu banyak, jadi mana mungkin aku bisa ngebahagiain Fathan dengan waktu ku yang Cuma sedikit.” Kata Fitri sambil tersenyum sedih.
“fitri.. kamu ngomong apa sih aku nggak ngerti dan aku nggak mau ngerti. Jangan sekali-kali kamu ngomong kayak gitu lagi. Aku nggak mau dengar. Umur manusia itu nggak bisa di prediksi oleh manusia itu sendiri. Yang tahu sampai kapan umur kita hanya Allah. Bukan dokter atau siapapun. Kamu harus semangat, Fit. Aku yakin kalau kamu pasti akan segera sembuh. Jadi kamu juga harus yakin, kamu pasti akan sembuh.” Kata Donita kesal.
“maaf, don. Aku nggak tau harus gimana? Aku saying banget sama Fathan, don. Tetapi mengingat kata-kata Mischa kemarin memang benar kenyataannya. Aku nggak bakal bisa ngebahagiain Fathan.” ujar Fitri sambil menangis. Donita memeluk Fitri dan membiarkannya menangis di pelukannya.
Fitri melepaskan pelukannya. Dia mengatakan pada Donita bahwa dia sangat cinta pada Fathan dan tidak sanggup kehilangannya. Tetapi dia tidak ingin melihat Fathan sedih suatu hari nanti. Dia bingung harus bagaimana. Donita member saran agar Fitri menenangkan diri dulu. Tapi yang pasti, Fathan dapat menerima fitri apapun keadaannya dan akan selalu mencintai Fitri.
Setelah fitri agak tenang, Donita pamit pulang. Kebetulan mam Fitri sedang pergi, jadi Donita tidak bisa pamit. Donita sebenarnya masih ingin menemani Fitri hingga mamanya kembali. Tetapi fitri menolaknya.
Ketika Donita membuka pintunya, dia kaget melihat Fathan ada di depan rumah Fitri. Mereka hanya diam saja. Fitri menghampiri Donita. Dia sangat terkejut melihat Fathan. Fathan melihat kearah Fitri yang langsung menunduk. Suasana menjadi senyap dalam kebekuan.
“fit, aq..” belum sempat Fathan menyelesaikan kata-katanya Fitri langsung berlari masuk ke dalam rumahnya. Fathan mengejarnya dan berhasil menahan tangan Fitri. Fathan berlutut di hadapan Fitri.
“fit, maafin aku. Aku di butakan oleh keegoisan ku yang telah menutupi mata hatiku sehingga aku nggak bisa melihat mana yang benar mana yang salah. Maafin aku, Fit. Aku sayang kamu. Tolong kamu jangan tinggalin aku.” Ucap Fathan sambil menangis. Fitri melepas pegangan Fathn yang mengendor.
“maaf, than. Aku belum bisa maafin kamu. Aku masih terluka, than. Aku tau kamu nggak salah. Tapi maaf aku belum bisa ketemu kamu. Yang perlu kamu tau, aku sangat saying sama kamu. Sekarang lebih baik kamu berdiri dan kamu pulang. Aku ingin sendirian dulu.” Kata Fitri sambil menahan air matanya. Dia berlari ke kamarnya meninggalkan Fathan yang masih berlutut.
“fitri…” teriak Fathan. Fathan ingin berlaari ke kamar Fitri, tetapi di cegah Donita. Dia menjelaskan bahwa Fitri perlu waktu sendiri untuk memikirkan semuanya. Donita meminta Fathan untuk bersabar. Fathan menuruti Donita dan berjalan lunglai menuju rumahnya.
Siangnya fitri mengatakan pada orang tuanya bahwa dia ingin pulang 2hri lagi. Papa Fitri bingung dengan perilaku Fitri hari ini. Dia ingin sekali memarahi Fiti. Tetapi meliha wajah anaknya yang pucat dan mengingat pesan mam Fitri tadi, beliau tidak jadi marah. Papa Fitri setuju dengan permintaan Fitri, dengan syarat Fitri tidak menolak rencananya. Papa Fitri berencana akan langsung membawa Fitri ke Jerman 2hri lagi. Jadi setelah mereka sampai di Jakarta mereka akan langsung terbang ke Jerman. Semua keperluan Fitri untuk pindah ke Jerman sudah disiapkan oleh ayahnya.
Fitri terkejut mendengar rencana ayahnya. Tetapi tidak ada pilihan lain lagi. Dia harus menerima syarat itu. Fitri memberitahu Donita tentang rencana ayahnya. Donita sama terkejutnya dengan Fitri mendengar rencana itu. Tetapi Fitri meminta Donita merahasiakan ini dari Fathan. Donita menolak permintaan Fitri. Tetapi karena Fitri terus merajuknya, dia terpaksa menerimanya.
Selama dua hari donita selalu menemani Fitri. Dia tidak memberitahu kedatangannya ke rumah Fitri pada siapapun, termasuk Fathan atas permintaan Fitri. Pada hari terakhir Fitri mengatakan akan berangkat ke Jerman besok pukul 10 pagi. Fitri menitipkan surat pada Donita agar di berikan pada Fathan. Fitri meminta pada Donita agar tidak memberitahu Fathan atas keberangkatannya besok. Biar suratnya saja yang membertahu.
Selain itu Fitri juga meminta pada Donita agar mau menjadi kekasih Fathan. Dia sudah lama tahu, bahwa Donita mencintai Fathan sejak kecil. Sebenarnya alasan dia menolak Fathan sewaktu di danau, selain karena dia sakit, dia juga tidak menjadi penghalang buat Donita untuk mendapatkan Fathan. Fitri meminta maaf pada Donita karena telah merebut Fathan dan membuat dia tersiksa selama ini. Fitri mau menerima Fathan, karena dia tidak bisa mengingkari hatinya untuk menerima Fathan. Fitri berharap Donita mau memaafkannya dan mau menjadi pendamping Fathan dan membuat Fathan bahagia selamanya.
Donita sangat kaget mendengar pengakuan Fitri. Donita marah dan kecewa pada Fitri, tetapi bukan karena Fitri merebut Fathan darinya. Tetapi karena Fitri menyerah begitu saja melawan penyakitnya. Donita juga menolak permintaan Fitri. Dia mengatakan bahwa cinta Fathan hanyalah untuk putri cantik yang sebenarnya adalah Fitri. Dia tidak akan bisa mengubah itu semua. Donita juga berkata bahwa dia telah menyerah terhadap perasaannya pada Fathan yang sudah bertepuk sebelah tangan. Dia juga meminta pada Fitri untuk bersemangat melawan penyakitnya agar bisa bahagia bersama Fathan. Setelah mengatakan itu semua, Donita pamit untuk pulang. Dia berjanji akan mengantar Fitri besok. Dia juga menegaskan bahwa dia tidak akan menjadi kekasih Fathan, karena kekasih Fathan adalah putri cantik.
Keesokan harinya pukul 8 pagi, Donita menyerahkan surat Fitri kepada Fathan ketika dia sedang duduk termenung di balkon. Awalnya Fathan tidak menanggapi dan menyuruh Donita pergi. Sebelum pergi Donita mengatakan pada Fathan bahwa Fitri akan berangkat ke Jerman hari ini pukul 10 pagi. Fathan sama sekali tidak menanggapi perkataan Donita.
Fathan menatap surat dari Fitri. Dia membuka surat itu dan membacanya. Isi surat itu
“buat orang yang sangat kucintai Pangeran Tampan ku Fathan
Fathan aku ingin kau tahu bahwa aku sangat mencintaimu tapi aku juga tidak mau kehilanganmu. Tapi setelah mendengar perkataan Mischa kemarin, aq jadi sadar bahwa aku tidak pantas untukmu. Aku tidak akan pernah bisa membuatmu bahagia. Aku akan selalu membuatmu repot dan sedih. Aku tidak mau melihat itu semua. Makanya, aku akan mengambil keputusan yang berat ini. Aku akan pergi meninggalkanmu untuk selamanya. Aku harap kamu mau menerima keputusanku ini. Dan anggap saja kita tidak pernah bertemu, baik. Anggap saja aku tidak pernah ada di dunia ini.
Maafkan aku Fathan karena aku telah mengecewakanmu. Tapi yang perlu kamu tahu, aku juga sangat berat melakukannya. Tapi ini untuk kebaikan kita berdua. Kalau boleh aku mengusulkan, lebih baik kamu menjalin kasih dengan Donita. Karena aku tahu, bahwa sejak dulu dia sangat menyukaimu. Pilihlah dia sebagai kekasihmu. Aku pasti akan merestui kalian.
Fathan terima kasih karena kau sudah hadir di hidup ku dan membuat dunia ku penuh warna dengan cinta. Aku akan selalu menjaga cinta ini hingga akhir hayat ku. Selamat tinggal Fathan. East or west love Pangeran Putri is the best. I Love You.
Yang sangat mencintaimu
Fitri
Setelah membaca surat dari Fitri, Fathan menangis. Dia sangat mencintai Fitri dan tidak mau kehilangannya. Dia Fathan segera berlari ke dalam rumah dan memanggil Donita. Dia bertanya kapan Fitri berangkat. Donita menjawab bahwa Fitri akan berangkat 30mnit lagi.
Fathan segera berlari keluar rumah. Donita langsung mengejarnya, sementara Adly mengambil mobilnya. Fathan terus berlari tanpa menghiraukan apapun. Ketika dia belok, ada sepeda montor yang melaju cepat. Sepeda montor itu menyenggol Fathan dan membuat Fathan jatuh ke dalam selokan. Sementara pengendara itu terus melajukan montornya. Donita membantu Fathan berdiri. Dia menyuruh Fathan untuk tenang. Kaki Fathan terkilir, tetapi dia tetap memaksa untuk mencari Fitri. Adly segera datang dengan mobilnya. Donita dan Fathan segera masuk ke dalam mobil. Adly memacu mobilnya dengan cepat.
Di bandara Fitri sedang duduk di ruang tunggu. Sebentar lagi dia akan segera meninggalkan Indonesia dan semua orang yang di cintainya, termasuk Fathan. Fitri sangat berat untuk meninggalkan Fathan, karena dia sangat mencintainya. Tapi ini harus dia lakukan untuk kebaikannya dan Fathan. Pesawat yang akan membawa Fitri sudah dating. Orang tua Fitri menjemput Fitri untuk segera masuk. Fitri beranjak dari tempat duduknya dan mengikuti orang tuanya.
Fathan,Adly dan Donita segera mencari Fitri. Mereka mengitari seluruh bandara. Adly melihat Fitri bersama orang tuanya sudah masuk ke pintu gate. Dia langsung memberi tahu Fathan. Mereka segera mengejar Fitri. Ketika ingin masuk, petugas Bandar menghalangi mereka. Fathan meminta ijin untuk bisa masuk, tapi tidak diijinkan oleh petugas bandara karena tidak mempunyai tiket. Tetapi dengan kibulan Adly, mereka bisa masuk walaupun haru dikejar-kejar petugas itu.
Fathan memanggil-manggil Fitri. Fitri menoleh mendengar panggilan Fathan. Dia menangis melihat Fathan datang dengan kaki terpincang-pincang. Dia menatap orang tuanya. Mereka menganggukkan kepala. Fitri segera berlari menghampiri Fathan. Fathan dan Fitri berpelukan.
“fit, jangan pergi fit. Jangan tinggalin aku. Aku mohon. Aku sangat mencintaimu dan nggak mau kehilangan kamu. Maafin aku karena telah membuatmu menangis kemarin. Maafin aku, fit.” Kata Fathan sambil memohon. Fatahn Adly dan Donita yang baru saja sampai terharu melihatnya. Petugas yang mengejar mereka berhenti dan member kesempatan kepada Fathan.
“maaf than, aku nggak bisa. Ini untuk kebaikan kita berdua. Kamu nggak bakalan bias bahagia sama aku. Aku nggak pantas untukmu, than?” jawab Fitri
“kamu jangn pernah bilang itu. Aku sangat bahagia bila ada di sisimu. Aku akan sangat sedih sekali jika tidak ada kamu di sisiku. Jadi aku mohon, fit. Jangan tinggalin aku.” Ucap Fathan meyakinkan.
“aku juga sayang kamu, than. Aku sangat mencintaimu. Tetapi aku juga nggak ingin kamu sedih suatu hari nanti. Lebih baik kamu bersama Donita yang sangat mencintaimu dan bias membuatmu bahagia” kata Fitri
“aku nggak bisa, fit. Aku nggak akan bisa dekat dengan gadis manapun karena aku sangat mencintaimu dan aku hanya menganggap Donita sebagai sahabat ku aja. Aku hany ingin kamu, fit. Aku akan selalu meminta kepada tuhan agar aku kamu bisa menjadi milikku apapun caranya. Fit, aku minta maaf kalau aku udah buat kamu nangis.”
“than, please tolong ngertiin aku. Aku udah maafin semua kesalahanmu. Tapi aku harus tetap pergi. Ini demi kesehatan ku. Dan ini juga demi kamu, than. Jadi tolong lepaskan aku. Berbahagialah untuk dirimu sendiri demi aku.”
“aku nggak akan bisa bahagia tanpa kamu, fit. Karena kebahagiaanku adalah disampingmu. Oke, kalau ini semua demi kesehatanmu, aku akan melepaskanmu untuk sementara. Tetapi aku minta kamu berjanji dua hal untuk ku. Pertama kamu harus bisa bertahan dari penyakit ini dan akan selalu memberiku kabar. Yang kedua, kamu harus kembali lagi ke Indonesia dan mau menjadi milikku selamanya. Apa kamu mau berjanji?” Tanya Fathan berharap. Fitri diam dalam kebingungan. Sementara orang tuanya menyuruhnya untuk cepat. Karena pesawat mereka akan berangkat.
“baik Fathan. Aku mau berjanji. Aku akan bertahan menghadapi penyakit ini dan akan segera kembali ke Indonesia untuk menjadi milik mu selamanya. Aku juga akan selalu memberimu kabar dari Jerman Sekarang tolong lepaskan aku. Aku harus segera berangkat Fathan.” Pinta Fitri.
“terima kasih, Fit. Aku janji akan selalu menunggumu. Aku juga akan selalu membalas kabar darimu. Aku cinta kamu, fit.” Kata Fathan senang. Dia memeluk Fitri dan mengecup kening Fitri.
“east or est love Pangeran Putri is the best. Love you forever. Ucap Fathan dan Fitri bersamaan.
Orang tua Fitri memanggil Fitri untuk kesekian kalinya. Fitri segera menghampiri mereka masih memandang Fathan. Mereka melepas tangan mereka dengan enggan sambil saling memandang. Setelah melepas tangan Fathan, Fitri mendekati orang tuanya dan berjalan menjauhi fathan.
“fathan maafin aku jika suatu hari nanti aku tidak isa menepati janji ku untuk bisa bertahan. Ya Allah, kenapa kamu memberiku cobaan yang sangat berat ini. Aku tidak bisa berpisah dari dia. Kenapa aku harus mengidap penyakit ini? Fathan aku sangat mencintaimu.” Kata Fitri dari dalam hati. Dia menengok ke belakang, melihat Fathan yang masih berdiri terpaku.
Fitri berlari ke arah Fathan. Papa Fitri ingin menangkap Fitri, tetapi di tahan mama Fitri. Apa Fitri hanya bisa mengalah dan melihatnya. Fitri berlari ke arah Fathan danmemeluknya. Fathan membalas pelukan Fitri. Fitri mencium bibir Fathan. Fathan yang kaget mendapat ciuman Fitri hanya bisa diam. Fitri mengakhiri ciumannya dan berkata, “east or west love Pangeran Putri is the best. Love you forever. I Love You, Fathan”
Fathan membalas, “east or est love Pangeran Putri is the best. Love you forever. I Love You to, Fitri.” Fathan mengecup kening Fitri dan memeluknya. Fitri melepas pelukan Fathan dan berlari menghampiri orang tuanya. Mereka segera memasuki pesawat.
Setelah Fitri menghilang, Fathan meninggalkan tempatnya. Dia melihat Donita dan Adly. Mereka segera keluar dari bandara. Adly memapah Fathan yang kakinya tiba-tiba terasa sakit kembali.
Sebelum pulang ke villa, Fathan menyempatkan ergi ke Danau. Dia duduk di atas batu sambil memandang ke langit. Tiba-tiba ada pesawat melintas di atas awan. Fathan berdiri dan berteriak, “FITRI AKU MENCINTAIMU. DAN AKU AKAN SELALU MENUNGGUMU SAMPAI KAPANPUN”
Fathan sangat yakin bahwa pesawat itu adalah pesawat Fitri. Entah itu takdir atau bukan, yang pasti itu memang pesawat Fitri. Fitri juga merasa mendengar teriakan Fathan. Dan dia percaya bahwa itu adalah suara Fathan. Inilah yang dinamakan kekuatan Cinta Sejati.
3 bulan kemudian
Sudah 3 bulan Fitri pergi ke Jerman meninggalkan Fathan. Mereka masih sering berhubungan walaupun status mereka masih menggantung. Fathan masih berharap Fitri mau menerimanya lagi. Akan tetapi Fitri masih belum memberikan jawaban apa-apa. Dia masih bimbang mau menerima Fathan lagi atau tidak.
1 bulan sudah Fathan gelisah menunggu kabar dari Fitri. Entah kenapa, sudah 1 bulan lebih Fitri tidak memberi kabar dan membalas surat-suratnya. Fathan sudah mengirimkan surat, e-mail, message di Fb, dll tapi nggak pernah dibalas satu kalipun oleh Fitri. Fathan menjadi semakin gelisah dan sangat malas untuk melakukan sesuatu.
Tetapi hari ini kecemasaannya terobati juga. Karena surat yang dia tunggu-tunggu datang juga. Surat itu di kirim ke sekolahannya. Fathan sempat bingung kenapa Fitri mengirim surat ke sekolahannya bukan ke rumahnya. Tetapi di terlalu memikirkannya lagi, karena dia sudah sangat senang menerima surat dari Fitri.
Setelah bel pulang sekolah, Fathan langsung berlari menuju danau untuk membaca surat dari Fitri. Adly dan Donita mengikuti Fathan menuju ke danau. Sesampainya di danau, Fathan buru-buru membuka surat dari Fitri dan membacanya. Isi surat itu,
“buat orang yang sangat kucintai Pangeran Tampan ku Fathan
Fathan kekasih hatiku, maaf jika selama satu bulan ini aku tidak membalas semua surat dan telepon darimu. Aku juga minta maaf karena aku harus mengatakan bahwa mungkin ini adalah surat terakhirku
Fathan,1 bulan yang lalu penyakitku kambuh lagi dan menyebabkan aku koma selama 3 minggu. Tetapi Allah memberikan aku kekuatan sehingga aku dapat bertahan dari penyakit ini. Setelah aku sadar, dokter menyarankan untuk melakukan operasi pengangkatan sel kanker. Operasi itu sangat beresiko karena bisa menyebabkan aku koma dalam waktu yang lama atau bisa saja meninggal saat operasi.
Mendengar rencana dokter aku dan orang tuaku sangat bingung. Kami tidak tahu harus berbuat apa. Setelah kami lama berpikir, aku dan orang tua ku memutuskan untuk melakukan operasi walaupun kmungkinannya sangat kecil.Aku tidak tahu apakah selama aku operasi, aku bisa bertahan.
Fathan, aku sangat mencintaimu tetapi aku juga tidak ingin melihatmu frustasi di kemudian hari.aku mohon padamu agar kau mau melupakanku. Anggap saja aku tidak pernah hadir dalam hidupmu. Lanjutkan hidupmu seolah-olah aku tidak pernah ada di hidupmu. Aku juga minta padamu agar kamu bisa menerima Donita, karena dia sangat mencintaimu dan mampu membahagiakanmu hingga nanti.
Fathan, aku sangat berat mengambil keputusan ini. Tetapi aku rela melepaskanmu agar kau bisa bahagia. Maka berbahagialah untuk ku. Karena kebahagiaanmu adalah kebahagianku. Biarkan aku disini sendiri menahan perasaan cinta ku padamu. Walaupun sakit, aku akan tetap menerimanya. Selamat tinggal Fathan.
I will always love you forever. east or west love Pangeran Putri is the best. Love you forever. I Love You, Fathan.
Your love
Putri Cantik
Setelah membaca surat dari Fitri, fathan shock. Dia tidak percaya dengan apa yang di bacanya. Adly dan Donita mengambil surat Fitri yang terjatuh dari tangan Fathan. Mereka membaca surat itu. Mereka juga kaget membaca surat itu. Mereka mendekati Fathan dan memeluk Fathan.Fathan melepaskan pelukan Adly dan Donita. Dia berdiri di tepi danau.
“FIIIIIIIIIIITTTTTTTTTRRRRRRRRRIIIIIIIIII…………. KENAPA KAMU NINGGALIN AKU. AKU SANGAT MENCINTAIMU… AKU TIDAK BISA HIDUP TANPAMU. FITRI KEMBALILAH……….. FITRI…….” Teriak Fathaan sambil menangis. Adly dan Donita berlari mendekati Fathan dan mencoba menguatkan dia. Fathan trus mnangis dan memanggil-manggil nama Fitri.
Di belahan dunia lain, tepatnya di benua Eropa, seorang gadis menitikkan air mata di ruang operasi.
0 komentar:
Posting Komentar