Cinta Abadi Kita 3

Sudah 3 hari fitri dalam keadaan koma dan selama itu pula Fathan terus menjaganya. Setelah pulang sekolah, Fathan selalu dating ke rumah sakit dan menjaga Fitri. Dia telah berjanji akan menunggu Fitri hingga sadar. Dia akan selalu menjaga dan mencintai Fitri apapun resikonya.

Akhirnya, fitri sadar. Yang pertama kali dia panggil adalah nama Fathan. Fathan yang tertidur di kursi sebelah ranjang Fitri, segera terbangun dan melihat keadaan Fitri..

“fit, kamu udah sadar sayang?” Tanya Fathan

“fathan, kamu kok ada disini?” Tanya Fitri balik

“aku nunggguin kamu saying. Bentar ya aku panggilin ortu kamu sma dokter.” Kata Fathan. Fathan lalu keluar menemui ortu Fitri dan memanggil dokter. Ortu fitri segera masuk ke kamar Fitri.,

Ortu Fitri sangat senang melihat Fitri sudah sadar. Farel dan dokter tiba di kamar Fitri. Dokter segera memeriksa keadaan Fitri. Dokter menyruh ortu Fitri untuk keluar sebentar untuk berbicara.

Tinggallah Fitri dan Fathan yang hanya bias terdiam.

“:fit, gimana keadaan kamu?” Tanya Fathan akhirnya.

“udah lumayan mendingan kok. Masih agak pusing dikit. Kamu kok kesini sih?” Tanya Fitri balik.

“aku kan nungguin pacar ku?”

“siapa pacarmu?”Tanya Fitri bingung.

“ya kamu lah. Siapa lagi?” jawab Fathan. Fitri langsung kaget. Dia nggak percaya bahwa Fathan masih mencintainya. Padahal dia sudah pasrah kalau Fathan meninggalkannya. Dia yakin bahwa ortunya sudah bercerita pada Fathan tentang penyakitnya.

“tapi kan kita nggak pacaran?”

“lho aku kan udah nembak kamu 3 hari yang lalu. Kamu lupa?” Tanya Fathan

“tapi kan aku udah…” Fitri menggantung ucapannya.

“aku nggak peduli kok, fit. Walaupun kamu sakit dan terus nolak aku, aku nggak peduli. Aku akan terus jaga kamu apapun keadaannya. Karena aku sangat cinta kamu, fit. Aku juga udah ngomong sama ortu kamu akan selalu mencintaimu dan menjagamu sepenuh hati ku. Dan mereka setuju. Sekarang tinggal kamu. Maukah kamu nerima aku sebagai kekasih hatimu dan menerima aku apa adanya?” Kata Fathan tulus. Fitri tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya merasa sedih sekaligus senang mendengarnya.

“fit, kamu kok nangis?” Tanya Fathan smbil menghapus air mata Fitri.

“aku nggak tau harus ngomong apa dan harus bagaimana. Aku juga nggak bisa bohongi diriku bahwa aku juga cinta kamu Fathan. Aku udah nyoba ngilangin perasaan ini. Tapi aku nggak sanggup. Perasan itu terlalu kuat. Aku juga cinta kamu, than. Aku ingin jadi kekasih hatimu juga.” Jawab Fitri sedih. Fathan yang mendengarnya hanya bias tersenyum senang. Ia lansung memeluk Fitri.

“fit, aku janji akan selalu jaga kamu. Aku akan selalu cinta kamu. Makasih sayang” kata Fathan

Fitri dan Fathan akhirnya jadian pada tanggal 10 november. Disaksikan oleh burung-burung dan kupu-kupu yang ada di dekat jendela ranjang Fitri. Mereka senang melihat kegembiraan dua insan manusia yang sedang di selimuti oleh cinta.

Sudah 1 minggu Fathan dan Fitri berpacaran. Kedua shabat mereka Donita dan Adly sudah mendengar kabar bahagia itu. Donita yang sebenarnya suka pada Fathan menerimanya dengan lapang dada dan bahagia mendengarnya. Dia senang jika sahabatnya dan orang yang dicintainya bahgia.

Fitri sudah sembuh dari sakitnya. Dia lalu masuk ke sekolah di jemput oleh Fathan. Mereka berangkat berdua. Ketika Fitri akan keluar dari mobil, dia di bantu oleh Fathan. Mereka kelihatan serasi. Gossip tentang mereka pacaran juga sudah menyebar ke seluruh pelosok SMA Mandala Dua. Dari murid-murid, guru-guru, karyawan, sampai penjual-penjual makanan di depan sekolah pun udah tau (lebai banget). Mereka juga setuju kalau mereka jadian. Karena mereka emang cocok banget. Udah seperti pangeran dan putri.

Berita jadiannya Fathan dan Fitri juga udah sampe ke telinga Mischa. Dia sangat marah dan kesal mendengarnya. Mischa berencana membuat hubungan mereka goyah dengan bantuan ke dua temannya Rita dan Angel.pertama dia akan memberi pelajaran pada Fitri karena sudah tidak mematuhi peringatannya.

Suatu hari, Fitri sedang di menunggu Fathan di taman dekat kantin. Dia melihat bunga-bunga yang tumbuh di sekitar taman. Mischa dating bersama ke dua temannya. Mereka lalu menarik Fitri. Fitri sempat memberontak. Tapi tenaganya tidak kuat karena di pegang dua orang.

Mischa dan teman-temannya membawa Fitri ke gudang belakang. Di situ tempatnya sangat sepi sekali dan tempat anak-anak nakal nongkrong. Mischa mendorong tubuh Fitri hingga membentur dinding dan jatuh. Dia lalu mencengkram kerah baju Fitri dan membentaknya. Fitri membalasnya. Mereka lalu saling mendorong dan menjambak rambut. Tetapi, Fitri tidak sanggup lagi. Karena Mischa di bantu oleh ke dua temannya. Mereka memukul dan menendan Fitri seperti binatang. Fitri sudah tidak sanggup lagi. Tubuhnya sudah sangat lemah. Fitri lalu pingsan.

Melihat Fitri yang pingsan Rita dan Angel sangat khawatir. Mischa juga panic. Dia menyuruh ke dua temannya memasukan Fitri ke dalam gudang. Rita dan Angel sempat tidak mau menuruti, tetapi karena dipaksa Mischa, mereka akhirnya mau menurutinya. Mischa dan kedua temannya mengunci Fitri di dalam gudang dan meninggalkanny di dalam gudang. Rita dan Angel masih juga khawatir dan panic. Mereka takut Fitri kenapa-napa. Tetapi Mischa meyakinkan mereka Fitri tidak akan kenapa-napa. Dia juga memperingatkan ke dua temannya agar tidak memberitahu siapapun atas tindakan mereka tadi.

Sementara itu Farel yang menuju tempat Fitri menunggunya, kaget melihat Fitri tidak ada disana. Dia lalu mencari Fitri di sekitar kantin. Dia juga bertanya kepada teman-temannya yang ada di sekitar situ. Sayangnya mereka tidak melihat Fitri.

Adly dan Donita yang baru masuk ke kantin, heran melihat Fathan yang separti anak hilang. Mereka mendekati Fathandan bertanya apa yang sedang Fathan lakukan. Fathan bercerita bahwa dia sedang mencari Fitri yang tiba-tiba menghilang. Setelah mendengar cerita Fathan, Adly dan Donita ikut membantu mencari Fitri ke seluruh ruangan di sekolah. Tetapi Fitri tidak juga ditemukan. Donita mengusulkan menelepon hp Fitri. Fathan langsung menelepon ke Hp Fitri. Sayangnya tidak ada balasan. Fathan terus berusaha menelepon Fitri.

Fitri yang di kurung di gudang oleh Mischa dan kedua temannya kaget mendengar nada dering di HP nya. Dia segera sadar dari pingsannya dan mengangkat HP nya. Ternyata itu telepon dari Fathan. Fathan bertanya dimana dia sekarang berada. Fitri lalu menceritakan apa yang sebenarnya terjadi tadi. Fathan yang mendengarkan langsung marah dan kesal pada Mischa. Dia berniat melabarak Mischa, tetapi di halangi oleh Donita. Donita bilang lebih baik sekarang selamatkan Fitri terlebih dahulu. Fathan, Adly, dan Donita langsung menuju ke gudang belakang.

Fitri yang tidak tahan denagn debu di gudang merasa sesak nafas. Dia bangkit berdiri dan mencoba mencari jalan keluar. Fitri mencoba menggedor pintu yang terbuat dari kayu yang sudah lapuk. Dia mencoba menendang kayu itu. Dua kali percobaan dia gagal. Akhirnya, pada percobaan ketiga dia berhasil menjebol pintu itu.

Sayangnya nasibnya kurang beruntung. Karena kayu itu mengenai dua orang cowok yang gayanya mirip preman. Kedua cowok itu sangat kesal. Tetapi mereka berniat untuk memperkosa Fitri. Mereka semakin mendekat kepada Fitri. Fitri hanya bisa pasrah dan berusaha menghindar. Dia berharap Fathan segera dating untuk menolongnya.

Kedua murid preman itu mencengkram bahu Fitri dan menidurkannya, tapi Fitri berusaha agar bisa lepas dari mereka. Di menjejakan kakinya ke badan kedua preman itu. Tetapi karena Fitri sudah tidak kuat lagi, dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Fitri hanya bias berharap Fathan cepat datang.

Ke dua preman itu hampir mendekat ke wajah Fitri. Tetapi seseorang menarik bajunya sehingga badan mereka terdorong ke belakang. Orang itu lalu menghajar salah satu dari preman itu. Sementara satu preman lagi di hajar oleh temannya. Kedua cowok itu adalah Fathan dan Adly. Mereka dating tepat waktu sebelum Fitri diperkosa. Fathan lalu menghampiri Fitri yang ketakutan. Dia menenangkan Fitri. Donita lalu datang bersama ke dua guru. Mereka menahan kedua murid preman yang hampir memperkosa Fitri. Fathan mengantar Fitri ke Uks untuk mengobati luka di tubuh Fitri.

Fitri dirawat oleh Fathan dengan hati-hati. Adly dan Donita membantunya. Wali kelas mereka datang untuk meminta keterangan Fitri atas apa yang terjadi pada dirinya. Fitri menceritakan yang baru saja ia alami. Guru itu langsung pergi dan menangani masalah Fitri. Fathan tampak marah dan kesal pada Mischa. Dia ingin melabrak Mischa. Tetapi dicegah oleh Fitri. Dia tidak ingin masalah ini bertambah panjang. Fathan tidak bias berbuat apa-apa.

Bel masuk berbunyi. Fathan, Adly, dan Donita kembali ke kelas. Sementara Fitri harus istirahat di Uks. Di perjalanan menuju kelas, mereka bertemu dengan Mischa. Fathan yang sudah tidak tahan menahan amrahnya langsung menghampiri Mischa dan memarahinya. Mischa mencoba membela diri. Dia juga menjelek-jelekkan Fitri. Fathan yang sudah sangat jengkel dengan kata-kata Mischa langsung menampar Mischa dengan keras hingga terjatuh ke lantai. Dia juga berniat menghajar Mischa, tetapi Adly dan Donita mencoba menahannya. Mereka membawa Fathan menuju ke kelas meninggalkan Mischa yang masih shock dan marah.

Mischa yang sudah sangat kesal dan marah pada Fitri langsung menuju ke Uks. Dia berniat membunuh Fitri. Kesempatan itu ada. Fitri sedang tertidur di Uks sendirian. Mischa mengambil bantal yang ada di ranjang sebelah Fitri. Dia lalu membekap Fitri. Fitri sangat kaget. Dia berusaha memberontak. Tetapi Mischa lebih kuat.

Tiba-tiba, Donita datang dan menarik Mischa. Dia lalu mengambil yang masih di atas wajah Fitri. Mischa bermaksud menyerang Donita dan Fitri, tetapi guru penjaga Uks datang. Beliau langsung membawa Mischa ke ruang kepala sekolah. Donita segera menghubungi Fathan dan Adly. Fathan dan Adly langsung menuju ke Uks. Fathan langsung memeluk Fitri dan menenangkannya. Fathan berjanji akan lebih ekstra menjaga Fitri dan tidak akan pernah meninggalkannya. Sementar itu, akibat perbuatannya, Mischa diskors 2 minggu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

cinta abadi kita 2

Pagi harinya, Fathan bangun dari tidurnya. Tetapi ia tidak menemukan Fitri di tempatnya. Ia pun mencari Fitri. Fathan menenmukan Fitri pingsan tidak jauh dari gubuk. Fathan langsung berlari ke tempat Fitri. ia mencoba membangunkan Fitri. Tetapi Fitri tak kunjung sadar.. Fathan menggendong Fitri dan berusaha mencari bantuan.

Sementara itu, Adly, Donita dan teman-temannya yang lain berusaha mencari Fathan dan Fitri. Mereka menyusuri jurang tempat Fitri dan Fathan jatuh. Adly menemukan gelang yang di pake Fathan. Dia yakin Fathan dan Fitri ada di sekitar situ. Mereka pun melanjutkan pencarian.

Fathan sudah tidak kuat menggendong Fitri. Dia menyenderkan tubuh Fitri di pohon, sementara dia duduk di sebelahnya. Fathan memandang wajah Fitri dan memegang tangannya. Dia berharap Fitri cepat sadar. Karena terlalu lelah berjalan, Fathan tertidur di samping Fitri.

Adly dan teman-temannya menenmukan gubuk tempat Fathan dan Fitri beristirahat tadi malam. Mereka yakin Fathan dan Fitri ada di sekitar situ, karena ada bekas api unggun yang di buat Fathan semalam. Mereka menyusuri jalan yang di lalui Fathan dan Fitri tadi. Hingga akhirnya, mereka menemukan Fathan dan Fitri sedang tertidur di bawah pohon.

Adly mencoba membangunkan Fathan. Fathan pun terbangun dan senang bertemu dengan Adly lagi. Fathan menyuruh Adly menolong Fitri. Karena keadaannya sedang gawat. Fitri lalu di angkat oleh derby, sementara Adly dan Donita memapah Fathan menuju ke perkemahan.

Di perkemahan, senua anak senang melihat Fathan dan Fitri selamat. Para guru langsung menangani Fitri. Tetapi karen tidak ada peralatan yang cukup memadai, para guru memutuskan membawa Fitri ke rumah sakit. Fathan sempat ingin ikut, tetapi para guru tidak mengijinkan. Mereka menyuru Fathan agar tetap disini sampai acara berakhir. Fathan bisa menemui Fitri besok kalau sudah pulang. Fitri di bawa ke rumah sakit menggunakan mobil salah satu guru.

Setelah Fitri pergi, Fathan menjadi pemurung. Dia tidak bernait lagi mengikuti acara camping lagi. Adly dan Donita berusaha membujuk Fathan agar tidak murung lagi. Mereka pun berhasil walaupun Fathan tampak malas sekali.

Mischa kesal melihat semua rencananya gagal. Kedua temannya juga takut perbuatan mereka ketahuan. Tetapi Mischa meyakinkan mereka bahwa mereka tidak mungkin ketahuan. Derby mendengar yang mereka bicarakan. Dia merekam semua pembicaraan Mischa dan kedua temannya dengan Handphonenya. Derby lalu memnyerahkan rekaman itu pada Fathan, Adly, dan Donita.

Fathan yang kesal dan marah langsung menghampiri Mischa dan kedua temannya. Dia menampar pipi Mischa dan memaki-makinya. Mischa dan kedua temannya hanya bisa diam membisu. Perbuatan mereka di laporkan kepada para guru. Para guru juga sangat kesal dengan perbuatan Mischa dan kedua temannya. Mereka memulangkan Mischa dan ke dua temannya serta men-skors Mischa and the genk selama 1 minggu. Mischa berniat protes, tetapi tidak bisa. Ini memang salahnya.

Acara perkemahan telah selesai dengan lancar. Sesampainya di sekolah, Fathan, Adly, Donita, Derby, dan Nuri memituskan untuk menengok keadaan Fitri di rumah sakit. Mereka di sambut mama dan papa Shireen. Fathan meminta maaf kepada kedua ortu Fitri karena tidak bisa menjaganya dan bertanya keadaan Fitri. Ortu Fitri memakluminya. Mereka malah berterima kasih karena telah menjadi teman Fitri, membuatnya bahagia, dan menemaninya. Keadaan juga Fitri sudah baik-baik saja.

Donita bertanya kepada ortu Fitri, sebenarnya Fitri sakit apa? Karena selama berteman dengan Fitri, Donita selalu melihat Fitri meminum banyak obat-obatan. Fitri pun kadang-kadang sering terlihat pucat. Ortu Fitri tidak menjawabnya. Wajah mereka pun tampak sedih. Donita meminta maaf karena telah bertanya yang tidak-tidak. Tetapi ortu Fitri menyuruh mereka mencari tahu sendiri. Mereka tidak mau mengatakannya karena sudah di minta oleh Fitri untuk merahasiakannya. Fathan dan teman-temannya dipersilahkan menengok Fitri.

Di dalam kamar, Fitri sedang tidur. Ketika bangun, dia tersenyum melihat kedatangan teman-temannya.

“hei semua.. Gimana campingnya??” tanya Fitri

“lancar kokm, Fit.”jawab Adly

“gimana keadaan mu?” tanya Fathan.

“alhamdulillah baik kok.. Udah mendingan. Mungkin besok udah masuk.” Jawab Fitri sambil tersenyum.

“fit, boleh tanya nggaak?” tanya Donita

“boleh, apa?”

“sebenarnya kamu sakit apa sih?” Tanya Donita penasaran

“aku nggak sakit apa-apa kok. Kmrn cma kecapekan aja” Jawab Fitri.

“tapi kok kemarin kamu keliatan pucet banget” tanya Nuri

“yah, kan aq kecapekan banget. Jadi keliatan pucet.” Jawab Fitri sambil tersenyum. Tapi yang lain nggak percaya. “kok kalian kayak nggak percaya gitu sih? Haah, sepertinya aku emang nggak pinter bohong ya? Aku emang sakit sih. Tapi aku minta kalian cari tau sendiri ya??” jawab Fitri memohon

“ya udah fit, nggak papa kok. Oh ya, nie kami bawain oleh-oleh dari camping.” Ujar Adly sambil menyodorkan oleh2 yang mereka bawa.

“wah, banyak banget.. makasih ya??” ujar Fitri.

“sama-sama.” Balas Fathan. “oh ya fit, kami duluan ya. Kami mau pulang dulu. Biar kamu bisa istirahat dan gak kebauan gara2 nyium bau keringat kami. Hehehe” canda Fathan

“yah, kalian kan baru bentar. Makan-makan dulu kek. Nggak papa kok aq nyium bau keringat kalian. Lagi pula bau keringet kalian agak wangi kok. Hehe” balas Fitri.

“nggak usah deh, fit. Lain kali aja kita main lagi. Lagi pula kami juga udah capek banget” ujar Derby.

“ya udah deh kalau gitu. Nggak papa deh” balas Fitri

“ya udah, kami pulang dulu ya. Jangan lupa istirahat dan makan oleh2 kami ya. Assalamu’alaikum” pamit Fathan

“oke deh. walaikum salam” balas Fitri

“kalau oleh2nya nggak abis bsk bwa ke sekolah ya. Hehehe” ujar Adly.

“sip deh. Hehehe” kata Fitri smabil tersenyum.

Fathan dan teman2nya lalu pamit kepada ortu Fitri. Mereka pun pulang kerumah msaing2.

Malam harinya, di kamar Fathan sedang merenung mengingat kejadian yang ia alami bersama Fitri sambil menatap bulan. Dan perasaan yang ia rasakan pada Fitri semakin kuat saja. Fathan yakin perasaan yang rasakan ini adalah perasaan cinta. Ia jatuh cinta pada Fitri.

Di kamarnya, Fitri pun melakukan hal yang sama seperti Fathan merenung sambil melihat bulan. Dia juga yakin perasaan yang ia rasakan pada Fathan adalah perasaan cinta. Tetapi ia tidak bisa menerima perasaan itu. Karena ia sakit.

Ya, sebenarnya Fitri sakit parah. Dia terkena penyakit kanker hati stadium akhir. Sudah sejak 4 tahun yang lalu ia mengidap penyakit ganas ini. Kata dokter waktunya tinggal 2 tahun lagi. Dia ingin menggunakan waktu dua tahun ini untuk membahagiakan orang2 yang ada di sekitarnya. Termasuk Fathan yang sekarang dicintainya.

Paginya Fitri sudah kembali ke sekolah. Semua temannya senang Fitri kembali bersekolah. Apalagi Fathan yang sudah tau perasaan yang selama ini ia rasakan pada Fitri adalah perasaan Cinta. Fathan semakin mendekati Fitri dan berusaha menjaganya. Ia ingin selalu berada di sisi Fitri.

Fitri merasa heran dengan sikap Fathan yang lain dari biasanya. Tapi di sisi lain ia sangat senang dengan perhatian dari Fathan. Adly dan Donita sudah tau alasan perubahan sikap Fathan pada Fitri. Mereka memaklumi sikap Fathan. Donita pun menerimanya dengan lapang dada walaupun hatinya sakit. Tapi demi kebahagian orang yang dicintainya dia rela melakukan apapun meski dirinya tersakiti. Donita juga senang Fathan bisa memilih orang yang tepat. Karena dia melihat Fitri memang pantas buat Fathan. Donita bahagia bila sahabat-sahabatnya juga bahagia.

Fathan berencana menembak Fitri sewaktu mereka jalan-jalan ke danau belakang sekolah mereka. Danau itu tempat Fathan biasa ingin sendiri dan beristirahat. Dia akan mengajak Fitri piknik di danau itu ketika istirahat. Fathan sudah merencanakan itu dengan matang. Adly dan Moza pun turut membantu Fathan.

Dan hari itu pun tiba

Setelah bel pulang berbunyi, Fathan dan Adly langsung pergi dengan membawa tas mereka tanpa mengajak Fitri dan Donita seperti biasanya. Fitri sempat merasa heran, tetapi Donita meyakinkan tidak ada apa-apa. Donita lalu mengajak Fitri keluar. Dia bilang pada Fitri akan mengajak ke suatu tempat yang indah. Fitri yang bingug menurut saja mengikuti Donita. Mischa yang melihat mereka langsung mengikuti Donita dan Fitri.

Danau itu terletak di belakang sekolah. Jaraknya sekitar 10 meter dari sekolah. Disana sudah disiapkan meja dan kursi untuk dinner Fathan dan Fitri. Suasananya di buat seromantis mungkin oleh Fathan.

Fitri dan Donita sampai ke danau. Fathan sudah menunggu di sana. Fitri merasa takjub dengan apa yang dia lihat. Donita menyuruh Fitri menghampiri Fathan sambil berkata, “datanglah ke pangeran mu. Dia yang telah mempersiapkan ini semua”. Fathan lalu menghampiri Fitri.

“aku sudah menunggu mu, my princess” ujar Fathan lembut sambil memberikan mawar putih pada Fitri. fitri pun menerimanya. Fathan lalu mengajak Fitri ke meja makan. Dan mempersilahkan Fitri duduk. Fitri yang masih merasa bingung hanya menurut saja.

“apa maksudnya ini Fathan?” Tanya Fitri.

“kita makan dulu ya??” tawar Fathan. Dia pun memanggil orang untuk mengantarkan makanan. Fitri dan Fathan pun makan bersama diiringi music yang di pasang Farel menggunakan radio.

“Fit, habis makan kita naik perahu keliling danau yuk??”tawar Fathan. Fitri hanya mengangguk saja, walaupun banyak pertanyaan yang ada di kepalanya.

Fathan dan fitri pun menuju ke kapal yang sudah di siap kan Fathan. Dia juga sudah mendekor perahu itu sehingga terlihat lebih romantis. Fathan mendayung perahu hingga ke tengah danau. Mereka berdua diam saja melamun sendiri. Fitri melamun dengan berbagai pertanyaan, sementar Fathan bingung harus memulai dengan kalimat apa.

“fit,,”

“than” panggil Fitri yang di barengi Fathan. Mereka berdua lalu menunduk malu.

“kamu duluan deh” kata Fathan dan Fitri bersamaan. Mereka langsung terdiam dan menunduk malu lagi.

“oke, dari pada kita diem terus dan ngabisin waktu, aku duluan yang mulai ya?” Tanya Fathan.

“iya, kamu dulu aja”

“Oke, gini…. Ehm, gimana ya cara ngomongnya?” kata Fathan bingung. Fitri yang ngedengerin juga ikut bingung sendiri.

“ya kalau kamu mau ngomong tinggal ngomong aja” kata Fitri

“masalahnya, ini nggak gampang, fit.” Kata Fathan kesal sendiri

“ya maaf. Aq kan nggak tau apa yang mau kamu omongin.” Kata Fitri sedih

“fit, sori. Aku nggak bermaksud bentak kamu kok. Aku Cuma lagi bingung aja. Soalnya aku nggak pernah ngomongin ini. Mmm, gini, intinya sejak pertama kali aku liat kamu, aku udah ngerasain perasaan ini. Aku nyoba ngilangin perasaan itu. Tapi bukannya hilang perasaan itu malah semakin kuat. Dan sejak malam kita jatuh ke jurang itu aku semakin yakin bahwa itu adalah perasaan cinta. Makanya aku nyiapin ini semua buat nembak kamu. Mau nggak kamu jadi kekasih di hati ku?” kata Fathan akhirnya

Fitri yang mendengarnya hanya bisa terdiam membisu. Dia tidak tahu harus bilang apa. Dia juga tidak tahu apa yang harus dia rasakan antara senang atau sedih. Yang bisa di lakukan hanyalah menangis.

“fit, kok kamu nangis sih? Aku salah ngomong ya??” Tanya Fathan bingung.

“nggak kok. Kamu nggak salah” jawab Fitri

“lalu gimana? Kamu mau jadi kekasih hati ku nggak??” Tanya Fathan

“than, bias kita kembali ke tepi? Please, than!” kata Fitri sambil berusaha menahan tangisnya. Fathan lalu mendayung perahunya menuju tepi danau. Mereka lalu turun dari danau.

“fit, apa jawabanmu?” Tanya Fathan lagi

“maaf, than. Aku nggak bisa nerima kamu.” Jawab Fitri masih berusaha menahan tangisnya.

“tapi kenapa? Apa kamu udah punya cowok lain atau gebetan?” Tanya Fathan kecewa.

“bukan, than. Aku juga sayang kamu. Tetapi aku juga tidak ingin melihat kamu sedih di kemudian hari. Aku sakit, than. Maafin aku, than.” Kata Fitri sambil menangis. Dia ingin berlari meninggalkan Fathan. Tetapi Fathan meraih tangannya dan menariknya lagi. “lepasin aku, than”

“nggak. Aku nggak bakal ngelepasin kamu. Aku nggak peduli kamu sakit atau apapun. Yang pasti aku sayang dan cinta banget sma kamu, fit” kata Fathan. Dia lalu memeluk Fitri. Fitri berusaha berontak. Tetapi dia tidak sanggup lagi. Fathan sangat kuat memeluknya. Selain itu dia juga tidak bisa membohongi dirinya bahwa dia sangat senang. Tetapi tiba-tiba Fitri batuk dan mengeluarkan darah. Fitri lalu berusaha melepaskan diri dari Fathan.

“than, lepasin aku. Aku mohon” pinta Fitri. Fathan lalu melepaskan Fitri. Dia kaget melihat darah yang ada di bibir Fitri.

Fit, kamu kenapa fit. Bibir mu ada darahnya. Fit,,” fathan berusaha memegang Fitri. Tetapi Fitri menepisnya dan berlari meninggalkan Fathan yang masih terdiam di tempatnya.

Adly dan Donita yang menonton juga sangat terkejut. Donita langsung mengejar Fitri, takut terjadi apa-apa pada Fitri. Sementara Adly mendekati Fathan yang masih terdiam di tempatnya. Mischa yang melihat dari jauh sangat senang melihat ini semua. Dia juga jengkel karena Fathan masih berusaha mendapatkan cinta Fitri. Dia lalu pergi dari tempatnya dan berusaha mendapatkan ide untuk menjauhkan Fathan dan Fitri.

“than, elo nggak papa kan?” Tanya Adly cemas. Fathan yang terdiam, terkejut mendengar pertanyaan Adly.

“dly, Fitri mana??” Tanya Fathan

“dia udah pergi. Sekarang baru di kejar Donita.” Jawab Fathan

“ayo, kita cari mereka. Aku khawatir dengan keadaan Fitri.” Ajak Fathan

“ya udah, yok”. Fathan dan Adly mencoba mengejar Fitri dan Donita.

Sementara itu, Fitri terus berlari sambil menangis. Dia sedih dengan keadaannya sekarang. Tiba-tiba kepalanya terasa pusing dan perut sebelah kanannya sangat sakit. Donita yang melihatnya, langsung mendekati Fitri. Dia berusaha membantu Fitri. Akan tetapi Fitri sudah tidak kuat lagi. Dia pun pingsan di jalan.

Adly dan Fathan melihat Fitri dan Donita. Mereka langsung berlari menghampiri. Fathan memegang tubuh Fitri karena Donita sudah tidak kuat lagi menahannya. Fathan terus memangil-manggil nama Fitri agar sadar. Tetapi fitri tidak sadar juga.

Adly langsung berlari ke parkiran sekolah yang letaknya tidak jauh dari tempat mereka. Dia mengambil mobil Fathan dan membawanya kembali ke tempat Fitri pingsan. Fitri segera di bawa ke rumah sakit. Donita menelepon ortu Fitri dan menyuruh mereka dating ke rumah sakit.

Fitri segera di bawa ke ruang UGD. Fathan ingin ikut masuk, karena sangat khawatir. Tetapi di halangi oleh para suster. Adly dan Donita berusaha menenangkan Fathan. Ortu Fitri datang dan menanyakan keadaan Fitri. Donita menjawab bahwa Fitri sedang ditangani oleh dokter.

Tak berapa lama, dokter keluar dari ruang UGD. Ortu Fitri langsung menanyakan keadaan Fitri. Fathan, Adly, dan Donita mendengarkan dari jauh. Dokter dan ortu Fitri bicara sangat serius. Mereka kelihatan sangat khawatir dan sedih. Setelah selesai bicara, dokter kembali ke ruang UGD. Fathan, Adly dan Donita menghampiri ortu Fitri.

“om, gimana keadaan Fitri?” Tanya Donita

“kita berdoa saja ya. Sekarang Fitri sedang dalam keadaan kritis.” Jawab ayah Fitri.

“sebenarnya Fitri sakit apa om?” Tanya Adly.

“sirosis. Fitri terkena penyakit Sirosis atau kanker hati stadium 4.” Jawab ayah Fitri sedih.

Fathan, Adly, dan Donita sangat kaget mendengarnya. Mereka tidak menyangaka bahwa teman mereka mempunyai penyakit yang sangat parah bahkan mematikan. Apalagi Fathan yang sangat mencintai Fitri. Fathan akhirnya berjanji akan selalu mencintai Fitri dan menjaganya apapun keadaan Fitri. Walaupun Fitri menolak, tetapi Fathan akan terus menjaganya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

cita-cita ku...

sebenarnya aku blum trlalu mikirin soal cita-cita ku. tapi kmrn tmn2 qu pada ngomong tentang cita-cita mereka.. aq jdi pengen mikirin soal cita2 qu nih.. oke, qta mulai...

1. dulu aku pernah pngn jdi dokter. alasannya sih, krn dlu wkt kcil aq srng bngt sakit dan pengen bisa bantu nyembuhin orang.. lalu aku baru tau klu jdi dokter tuh biaya'y mahal banget dan kuliahnya pun lama banget bisa ampe 6-7thn.. cita-cita itu pun pergi..

tapi keiginan itu muncul lagi wkt bnyk percobaan di praktikum biologi,. aku pengen jadi dokter lagi..

2. wkt kls 6 SD aku seneng bngt gambar denah. lalu berlanjut gambar denah rumah, sayangnya klu gambar rumah tampak depan aq blm bisa. aq lalu pengen jadi arsitek. kyk'y enak klu jdi arsitek bisa buat rumah. sampe skrng aq msh pngn jdi arsitek dan masih tetep terus gmbr denah rumah smpe skrng (wlupun gmbr'y asal2an...

3. Lalu aq suka banget baca novel, komik, dan cerpen. waktu kelas dua SMP aq suka buat cerpen (wlupun nasib'y kyk gembar denah rumah asal-asalan dan gk slesei).. aq pun pengen jadi novelis klu pustakawan..

4. aku juga seneng banget denger curahan hati orang lain. klu bisa aq bantu mereka dalam nyelesein mslh'y. aq pun pengen jadi psikolog.

5. yang terakhir, aq pengen jadi bisnismen. krn skrng aq udh jualan pulsa dan ngembangin jualan qu itu.

nah, skrng aq mlh jdi bngung mau pilih yang mana.. sementar buat skill aq aja gk tau?? semua yg aq lakuin hnya stngah2 aja.. nggak prnh maksimal..

adakah yang mau membantuku??

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cinta Abadi Kita

Fathan adalah seorang cowok yang populer di SMA Mandala Dua. Dia sangat tampan dan juga tajir. Membuat semua anak perempuan di sekolahnya berharap untuk menjadi kekasihnya. Akan tetapi impian mereka harus dipendam, karena ada seorang cewek yang juga populer di SMA Mandala Dua yang sangat menyukai Fathan. Dia adalah Mischa.

Mischa sudah menyukai Fathan sejak kelas 1 SMP. Dia akan berbuat apapun agar bias mendapat hati dan cinta dari Fathan. Bahkan dia tidak segan-segan menyakiti orang yang berani mendekati Fathan. Sayangnya, Fathan hanya menganggapnya sebagai sahabat. Tapi bukan Mischa kalau gampang menyerah. Dia akan terus berusaha untuk mendapatkan Fathan.

Fathan mempunyai dua orang sahabat yaitu Adly dan Donita. Mereka bersahabat sejak kecil. Adly adalah sahabat karib Fathan sejak masih TK, sementara Donita adalah anak sahabat papanya. Donita sebenarnya sudah mencintai Fathan sejak masih kecil. Tetapi dia tidak berani mengatakannya karena takut merusak persahabatan mereka.

Fathan sebenarnya ingin mempunyai seorang kekasih. Tapi ia tidak mau main-main dalam urusan mencintai & dicintai seseorang. Dia ingin cinta yang tulus dari hati bukan cinta yang main-main. Hanya seorang gadis kecil di masa lalunya dulu yang dapat menggetarkan hatinya. Sayangnya dia hanya sebentar bertemu gadis kecil itu. Yaitu sewaktu ia berumur 8 tahun waktu dia berlibur selama seminggu di rumah oma nya di Jogja. Fathan pun tidak bisa mengingat namanya. Karena ia memanggil gadis itu dengan nama ‘Putri Cantik’.

Suatu hari di SMA Mandala Dua kedatangan murid baru yang masuk di kelas Fathan. Murid baru itu seorang cewek yang bernama Fitri. Fitri adalah murid pindahan dari Jogja. Fitri duduk sebangku dengan Donita. Donita lalu mengenalkan Fitri pada Fathan dan Adly. Saat bertatapan, Fathan dan Fitri merasakan sesuatu perasaan yang aneh di dalam diri mereka. Jantung mereka berdegup dengan cepat dan hati mereka serasa berdesir. Saat mereka berjabat tangan, perasaan itu menjadi semakin kuat dan jntung mereka berdetak menjadi lebih cepat. Mereka mencoba menghilangkan perasaan itu. Tetapi perasan itu menjadi semakin kuat mencengkram hati mereka.

Adly langsung menggoda mereka karena tidak segera melepas tangan mereka. Fathan dan Fitri pun langsung melepas tangn mereka dan menjadi salah tingkah. Adly terus menggoda Fathan dan Fitri, membuat Fitri malau dan pipinya bersemu merah. Donita yang melihatnya hanya bias tersenyum kecil walaupun hatinya sakit. Sementara Mischa yang duduk di bangku belakang merasa kesal dan cemburu melihatnya.

Sudah satu bulan Fitri bersekolah di SMA Mandala Dua. Dia semakin dekat dengan Fathan, Adly, dan Donita. Mereka sering pergi bersama-sama. Fathan dan Fitri pun menjadi semakin dekat dan perasaan aneh itu pun menjadi sangat kuat mencengkram hati mereka. Kedekatan mereka membuat gossip di SMA Mandala Dua bahwa mereka telah berpacaran. Mereka hanya menanggapinya dengan senyum dan salah tingkah. Hanya Adly yang tahu benar perasaan Fathan. Karena Fathan sering curhat padanya.

Melihat kedekatan Fitri dan Fathan, Donita hanya bisa tersenyum sedih dan menerimanya dengan lapang dada. Karena menurut Donita, cinta itu tidak harus saling memiliki. Dengan melihat orang yang kita cintai bahagia walaupun hati kita sakit itu sudah merupakan kebahagiaan bagi kita.

Sementara Mischa, dia tidak terima melihat kedekatan Fathan dengan Fitri. Dia cemburu dan kesal, melihat kedekatan mereka. Dia pun berencana melabrak Fitri agar menjauh dari Fathan.

Hingga suatu hari Mischa bersama kedua temannya, yaitu Rita dan Angel menghadang Fitri di depan kamar mandi. Mereka mendorong Fitri hingga jatuh membentur tembok. Mischa mengancam akan membunuh Fitri jika ia tidak menjauhi Fathan.

Untung saja Donita melihat perbuatan mereka dan menghentikan perbuatan mischa and the genk. Dia membantu Fitri dan mengusir Mischa dan kedua temannya. Donita pun sempat menampar pipi Mischa atas ucapannya terhadap Fitri. Mischa dan kedua temannya pun keluar dari kamar mandi. Tapi bukan Mischa kalau gampang menyerah. Dia akan terus menggangu hubungan Fitri dan Fathan hingga mereka tidak bersama lagi.

Hari ini SMA Mandala Dua akan mengadakan camping di hutan selama 3 hari 2 malam. Semua anak sangat antusias menyambut acara ini. Dalam perjalanan mereka bernyanyi dan bercanda bersama. Fathan dan Fitri bernyanyi lagu Cinta Kita yang diciptakan oleh Fathan dengan diiringi petikan gitar oleh Adly. Donita ikut bernyanyi bersama.

Sesampainya disana mereka mendirikan tenda dan menyiapkan semuanya. Fathan satu tenda dengan Adly dan Derby, sementara Fitri satu tenda dengan Donita dan Nuri. Tenda mereka juga bersebelahan. Setelah itu mereka beristirahat mengumpulkan tenaga untuk kegiatan jelajah hutan yang diadakan malam nanti.

Malam harinya acara jelajah malam pun di mulai. Panitia membentuk satu kelompok dua orang. Fitri berpasangan dengan Donita dan Fathan berpasanagan dengan Adly.

Pada acara itu, Mischa berniat menjebak Fitri dan Donia agar tidak bisa kembali ke perkemahan. Bersama ke dua temannya Rita dan Angel, dia mengubah arah panah yang akan dilalui ole Fitri dan Donita.

Fitri dan Donita pun kesasar di dalam hutan. Mereka bingung mencari arah untuk kembali ke perkemahan. Semua orang bingung dan panik karena mereka berdua tidak kunjung kembali. Fathan dan Adly pun bingung mencari mereka.

Sementara itu, Fitri dan Donita terus berjalan mencari jalan keluar. Tetapi karena keadaan yang gelap, mereka tidak berhasil menemukan jalan keluar. Karena sangat kelelahan, penyakit asma Donita kambuh. Mereka pun beristirahat di bawah pohom. Fitri yang bingung harus berbuat apa, akhirnya mencari tanaman obat-obatan di sekitar mereka. Dia menemukan daun-daunan yang ia yakini dapat menyembuhkan penyakit asma Donita yang tidak jauh dari tempat mereka. Ia pun segera mengambil daun itu. Tapi karena tidak hati-hati, Fitri terpeleset dan jatuh ke dalam jurang. Donita yang melihatnya langsung menghampiri jurang dan berteriak memanggil nama Fitri.

Sementara itu Fathan dan Adly terus mencari Fitri dan Donita sambil memanggil nama mereka. Adly mendengar suara Donita memanggil-manggil nama Fitri. Ia lalu memberitahu Fathan dan mereka berdua langsung mencari asal suara itu. Mereka menenmukan Donita sedang berada di dekat jurang ssmbil memanggil nama Fitri. Adly langsung menolong Donita, sementara Fathan mencari Fitri dari atas jurang.

Ternyata Fitri tidak terlalu masuk ke dalam jurang. Ia berhasil memegang ranting pohon yang tumbuh di sekitar jurang. Fathan segera menolong Fitri dengan berpegangan pada dahan pohon yang tumbuh tidak jauh dari tempat Fitri jatuh dan mengulurkan tangan nya agar bisa menarik Fitri. Fitri berusaha meraih tangan Fathan. Sayangnya, ranting itu tidak terlalu kuat menahan beban tubuh Fitri. Fitri pun jatuh ke dalam jurang.

“Fiiitttrrriiii!!!!” teriak Fathan. Tetapi karena Fahan melepaskan tangannya dari dahan pohon, ia pun langsung terpeleset jatuh ke dalam jurang.

Adly dan Donita langsung berlari untuk menolong Fathan. Sayangnya mereka terlambat. Fathan sudah jatuh ke dalam jurang. Adly memutuskan untuk kembali ke perkemahan dan melaporkannya kepada guru. Donita sempat tidak mau ikut. Ia ingin terus mencari Fathan dan Fitri. Tetapi atas desakan Adly, dia pun mau kembali ke perkemahan.

Ternyata jurang itu tidak terlalu dalam. Fitri dan Fathan selamat dari kematian. Mereka hanya pingsan saja. Fathan sadar lebih dulu. Ia langsung menhampiri Fitri yang pingsan tidak jauh dari tempatnya. Fathan berusaha menyadarkan Fitri. Dia terus memanggil Fitri agar dia cepat sadar. Akhirnya Fitri sadar dari pingsannya.

Fathan membantu Fitri bangun. Sayangnya, Fathan terpeleset dan jaruh menimpa tubuh Fitri. Mereka sempat saling memandang dan seakan-akan waktu berhenti diantara mereka. Perasaan aneh yang sering mereka rasakan akhir-akhir ini muncul lagi denagn kuatnya. Fathan segera sadar dan meminta maaf pada Fitri. Mere berdua jadi salah tingkah sendiri.

Fathan lalu membantu Fitri lagi. Tapi ternyata kaki Fitri terkilir dan dia tidak bias berjalan. Fathan berusaha memijit kaki Fitri. Sayangnya, Fitri terkilir parah. Akhirnya, Fathan berniat menggendong Fitri. Fitri sempat menolak karena tidak ingin merepotkan Fathan. Fathan terus mendesaknya, hingga akhirnya Fitri mau uga di gendong Fathan.

Fathan sempat menggoda Fitri dengan mengatakan tubuhnya berat sekali sambil tertawa, membuat Fitri kesal. Tetapi Fitri ikut tertawa juga. Mereka berusaha mencari bantuan. Hujan mulai turun dan mereka tidak juga dapat menemukan tempat untuk berteduh. Fitri memaksa untuk turun karena merasa kasihan pada Fathan. Akan tetapi, Fthan ngotot tidak mau menurunkan Fitri.

Pertolongan Allah dating juga. Mereka menemukan sebuah gubuk reyot d tengah hutan. Gubuk itu sepertinya, tidak berpenghuni. Mereka memutuskan berteduh dan berlindung disana. Fathan membuat api unggun untukmereka berdua agar tidak kedinginan

“ Dingin ya, fit??” Tanya Fathan

“sedikit kok”. Jawab Fitri.

“Kamu pake jaket ku aja ya?? Bagian belakangnya nggak terlalu basah kok” Tawar Fathan sambil memakaikan jaketnya ke badan Fitri

“nggak ush, than. Aq nggak terlalu kedinginan kok.” Tolak Fitri.

“udah, nggak papa. Lagi pula jaket ku nggak bau ko. Hehehe….” Canda Fathan. Fitri tidak bisa menolak lagi.

“makasih.”

“duh, hujannya tambah deres banget”

“maaf ya, than. Gara-gara kamu nolong aku, kamu jadi ikut jatuh ke jurang. Dan juga kamu jadi susah kayak gini lagi.”

“udah, nggak papa kok, fit. Lagi pula aku nggak ngerasa susah kok

“ya, tapi kan..”

“udah nggak papa kok. Lagi pula luka ku gk terlalu parah. Kamu yang harus dikhawatirin. Kan kakimu terkilir. Udah, sekarang kamu tidur aja. Ntar aku jagain kamu. Besok kita cari bantuan lagi.” Kata Fathan. Tapi Fitri tidak tidur juga. “kamu kok nggak tidur sih. Nggak usah takut sama aku. Aku nggak bakal ngapa-ngapain kamu ko. Kamu nggak percaya ya???

Ng..nggak kok. Aku percaya kamu nggak bakal ngapa-ngapain aq. Tapi aku mau nemenin kamu aja. Biar kamu nggak terlalu capek”

Udah, aq nggak bakal kenapa-napa kok. Kamu ggak usah khawatir. Ya udah, aku juga bakal ikut tidur. Biar kamu mau tidur.” Fathan lalu membuat alas tidur untuk dirinya dan Fitri.

“udah yuk, kita tidur.” Ajak Fathan.

Fitri dan Fathan lalu tidur. Tempat mereka tidur agak jauh. Walaupun dalam keadaan seperti ini Fathan masih menghargai Fitri. Fathan tidak mau menodai Fitri.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS